Fitch Ratings Ingatkan Risiko Fiskal dan Ekonomi RI di Tangan Prabowo
Fitch Ratings memperkirakan ketidakpastian fiskal jangka menengah akan meningkat jika pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjabat sebagai presiden dan wakil presiden baru.
Hingga Selasa (27/2), pasangan Prabowo - Gibran masih menguasai perolehan suara Pilpres 2024 berdasarkan hasil real count Komisi Pemilihan Umum (KPU). Keduanya meraih 58,84% atau 75,03 juta suara. Sehingga keduanya berpeluang besar melenggang ke Istana Negara.
Menurut lembaga pemeringkat kredit internasional ini, kebijakan ekonomi era pemerintahan Prabowo kemungkinan besar tidak akan berubah, namun ketidakpastian fiskal jangka menengah dapat meningkat.
“Kemungkinan kebijakan fiskal pemerintahan baru akan lebih jelas setelah mulai menjabat pada bulan Oktober 2024,” tulis riset Fitch Ratings dikutip Selasa (27/2).
Fitch Rating memperkirakan sejumlah janji kampanye Prabowo - Gibran seperti program makan siang dan susu gratis dapat menghabiskan biaya sekitar 2% terhadap produk domestik bruto (PDB) setiap tahunnya.
“Pernyataan Prabowo bahwa Indonesia dapat mempertahankan rasio utang pemerintah terhadap PDB yang jauh lebih tinggi juga menunjukkan adanya risiko terhadap proyeksi fiskal dasar yang kami hitung,” dalam riset tersebut.
Mengantisipasi hal tersebut, Fitch Rating meminta pemerintahan baru dapat meningkatkan penerimaan negara terhadap PDB secara signifikan. Dengan begitu, risiko fiskal pemerintah bisa ditekan.
Prabowo akan Fokus pada Pembangunan Infrastruktur
Fitch Ratings memperkirakan Prabowo akan tetap fokus pada pembangunan infrastruktur, termasuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara seperti pada era pemerintahan Jokowi. Kemudian mempertahankan program seperti hilirisasi, memperluas industri manufaktur baterai listrik dan kendaraan listrik.
“Fitch Ratings memperkirakan pertumbuhan PDB riil akan tetap sekitar atau sedikit di atas 5% pada tahun ini dan tahun depan, yang akan sejalan dengan kondisi sebelum pandemi,” kata Fitch Ratings.