Rupiah dan Mayoritas Mata Uang Asia Melemah Terhadap Dolar AS

Ringkasan
- OJK menyatakan AJB Bumiputera hanya membayar klaim sebesar Rp 319,53 miliar dari target Rp 2,8 triliun sampai akhir Agustus 2024, yang menunjukkan perusahaan belum mencapai target dalam rencana penyehatan keuangan (RPK).
- Upaya rencana penyehatan termasuk konversi aset dan menjual premi baru belum memenuhi target yang ditetapkan, dengan konversi aset hanya mencapai Rp181 miliar dan penjualan premi baru sebesar Rp 285,3 miliar.
- OJK menekankan pentingnya AJB Bumiputera untuk mengambil langkah ekstra dalam mencapai target RPK, sambil tetap mengawasi proses penyelesaian klaim yang rencananya akan diselesaikan secara bertahap hingga 2027.

Nilai tukar rupiah dan mayoritas mata uang Asia melemah pada perdagangan Kamis (14/3). Rupiah melemah 0,06% ke level 15.585. Rupiah berpotensi melemah lebih dalam hari ini.
Sementara itu, melansir Bloomberg, mata uang Asia seperti baht Thailand melemah 0,06%, ringgit Malaysia melemah 0,03%, yuan Cina melemah 0,07%, rupee India melemah 0,10% dan peso Filipina melemah 0,02%.
Analis pasar uang, Lukman Leong memperkirakan rupiah akan dibuka datar dengan kecenderungan melemah terbatas. Hal ini disebabkan oleh rupiah yang tertekan oleh kenaikan pada imbal hasil obligasi AS. Rupiah diperkirakan bergerak dalam rentang 15.500-15.650.
“Dari dalam negeri, investor masih menantikan data penjualan ritel Indonesia siang ini,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id, Kamis (14/3).
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra menilai indeks dolar AS terlihat menguat pagi ini. Tak hanya itu, nilai tukar utama dunia sedang melemah terhadap dolar AS.
“Ini mengindikasikan pasar masih berhati-hati terhadap prospek pemangkasan suku bunga acuan AS ke depan. Rupiah mungkin bisa mendapatkan tekanan dari dolar AS hari ini karena sentimen tersebut,” ujar Ariston kepada Katadata.co.id.
Ariston menilai pelaku pasar menantikan data inflasi produsen atau PPI AS bulan Feb nanti malam yang bisa memberikan petunjuk lebih lanjut soal kebijakan pemangkasan suku bunga AS.
Adapun data inflasi konsumen AS bulan Feb memperlihatkan kenaikan di atas ekspektasi yang mendorong penguatan dolar AS karena inflasi yang sulit turun akan mengurangi peluang pemangkasan suku bunga acuan AS.
Sebagai informasi, dolar AS sempat melemah terhadap nilai tukar lainnya termasuk rupiah pada perdagangan kemarin. Padahal data CPI atau inflasi konsumen AS bulan Feb yang dirilis sebelumnya menunjukkan peningkatan inflasi di atas ekspektasi pasar. Potensi pelemahan ke arah 15.600, dengan potensi support di sekitar 15.560 hari ini.
Hal tersebut bisa mengindikasikan pelaku pasar mungkin mulai mengambil posisi di aset berisiko untuk bersiap mengambil peluang penerapan kebijakan pemangkasan suku bunga acuan AS ke depan. “Ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah hari ini,” ujarnya.