BI Siapkan 3 Langkah Intervensi Untuk Jaga Stabilitas Rupiah
Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan tiga langkah intervensi untuk memulihkan nilai tukar rupiah yang terus melemah. Pada perdagangan Selasa (16/4), rupiah bahkan ditutup merosot 2,07% menjadi Rp 16.176 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI Edi Susianto mengatakan, Bank Indonesia akan terus menjaga keseimbangan supply-demand valuta asing (valas) di pasar melalui triple intervention khususnya di spot dan domestic non-deliverable forward (DNDF).
Kemudian meningkatkan daya tarik aset rupiah untuk mendorong aliran modal masuk asing (capital inflow), seperti melalui daya tarik Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan hedging cost.
"Bank Indonesia juga akan melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pemangku kepentingan terkait, seperti pemerintah, Pertamina dan lainnya," kata Edi dikutip dari Antara, Selasa (16/4).
Ekonomi AS dan Konflik Iran - Israel Pengaruhi Rupiah
Edi mengatakan, selama libur lebaran terdapat perkembangan kondisi global, di mana data ekonomi Amerika Serikat masih menunjukkan kinerja yang solid seperti data inflasi dan penjualan retail yang tumbuh di atas ekspektasi pasar.
Tak hanya itu, memanasnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah khususnya konflik Iran dan Israel juga turut memengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah.
Perkembangan tersebut menyebabkan makin kuatnya sentimen risk off di pasar, sehingga mata uang emerging market khususnya Asia mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Risk off merupakan kondisi, di mana investor cenderung menghindari risiko.
Alhasil, indeks dolar AS selama periode libur lebaran menguat sangat signifikan yaitu dari 104 menjadi di atas 106, bahkan pada Selasa pagi (16/4) sudah mencapai angka 106,3.
BI Pastikan Stabilitas Rupiah
Pada kesempatan berbeda, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memastikan, BI akan selalu berada di pasar untuk menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah, di tengah eskalasi konflik global yang terjadi pada saat ini.
Hal itu disampaikan Perry usai mengikuti rapat terbatas tentang perkembangan situasi global, bersama dengan pemerintah di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Selasa (16/4).
"Bank Indonesia selalu berada di pasar, dan kami akan pastikan stabilisasi nilai tukar rupiah akan terjaga, kita terus melakukan intervensi baik di spot maupun Non Delivery Forward (NFD)," ujar Perry.
Perry menekankan, bahwa BI akan terus berkoordinasi dengan pemerintah guna menjaga stabilisasi moneter dan fiskal. "Kami pastikan, kami di berada pasar untuk melakukan langkah-langkah stabilisasi," ujar Perry.