Rupiah Melemah, Dibayangi Kekhawatiran Suku Bunga The Fed dan Inflasi

Ferrika Lukmana Sari
11 Juni 2024, 10:06
dolar
ANTARA FOTO/ Rivan Awal Lingga/wpa.
Petugas menghitung uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Jakarta, Rabu (22/5/2024). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis pada penutupan perdagangan hari ini Rabu (22/5) dari Rp15.990 per dolar AS menjadi Rp15.989 per dolar AS.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahan karena pelaku pasar masih memantau perkembangan arah suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed, inflasi dan ketidakpastian geopolitik global. Sehingga nilai tukar rupiah berpotensi tembus Rp 16.300 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sudah sentuh Rp 16.296 per dolar AS pada Selasa pagi (11/6). Nilai itu melemah dari penutupan Senin sore (10/6) pada posisi Rp 16.283 per dolar AS.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana memperkirakan pelemahan rupiah berlanjut pada level Rp 16.193 - Rp 16.393 per dolar AS karena indeks dolar AS (DYX Index) meningkat.

"Hal ini seiring dengan tertundanya kemungkinan penurunsn suku bunga The Fed dan sentimen risk off global yang meningkat, dipicu oleh ketidakpastian politik di Uni Eropa," kata Fikri kepada Katadata.co.id, Selasa (11/6).

Adapun yang dimaksud risk off adalah situasi di mana investor tidak mau mengambil investasi pada instrumen berisiko. Mereka cenderung berinvestasi pada investasi berisiko rendah.

Selain itu, indeks keyakinan konsumen (IKK) Indonesia turun pada periode Mei 2024. Bank Indonesia (BI) mencatat indeks keyakinan konsumen turun dari 127,7 pada April 2024 menjadi 125,2 pada Mei 2024.

Tak berbeda, Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra juga melihat potensi pelemahan rupiah pada rentang Rp 16.300 - Rp 16.350 per dolar AS pada hari ini.

"Rupiah masih berpotensi melemah terhadap dolar AS menjelang rilis data inflasi konsumen AS pada Rabu Malam dan pengumuman hasil rapat kebijakan the Fed pada dini hari," kata Ariton.

Akibatnya, pelaku pasar mewaspadai data inflasi AS jika melebihi ekspektasi dan sikap The Fed yang masih ragu untuk memangkas suku bunga acuan. 

Apalagi, data tenaga kerja AS yang dirilis pemerintah lebih baik dari ekspektasi. Hal ini cenderung mengurangi keyakinan pasar terhadap peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

Senada dengan keduanya, Analis Mata Uang Lukman Leong juga memperkirakan peluang pelemahan rupiah pada posisi Rp 16.200 - Rp 16.360 per dolar AS. "Rupiah kemungkinan masih tertekan dolar AS dan investor menantikan data penjualan ritel Indonesia pada siang ini," ujarnya.

Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...