Komoditas Beras, Cabai dan Rokok Dorong Inflasi Juli 2024 Capai 2,13%
Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat inflasi pada Juli 2014 mencapai 2,13% secara tahunan. Inflasi pada periode ini terjadi karena kenaikan harga beras dan rokok sigaret kretek mesin (smk) yang dipasarkan di Indonesia.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa angka tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi pada Juni 2024 yang mencapai 2,51%.
"Inflasi Juli ini, terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 103,88 pada Juli 2023 menjadi 106,09 pada Juli 2024," kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (1/8).
Dia menjelaskan, inflasi tahunan ini didorong oleh kelompok makanan minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 3,66%. Kelompok tersebut memberikan andil 1,04% terhadap inflasi umum.
"Komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah beras dan sigaret kretek mesin yang masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,47% dan 0,12%," jelas Amalia.
Cabai Rawit, Gula Pasir dan Emas
Komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi cukup besar adalah cabai rawit dan gula pasir. Komoditas lain di luar kelompok makanan minuman dan tembakau yang juga memberikan andil inflasi cukup signifikan adalah emas perhiasan dengan andil inflasi sebesar 0,27%.
Amalia memastikan, seluruh provinsi di Indonesia mengalami inflasi pada Juli 2024. Inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan sebesar 5,09% dan inflasi terendah di Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,84%.
Meskipun begitu, secara bulanan Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,18%. "Deflasi Juli 2024 ini lebih dalam dibandinhkan Juni 2024 dan merupakan deflasi ketiga pada 2024," ujar Amalia.