Tertinggi Dalam Sejarah, Anggaran Pendidikan Capai Rp 722 T pada RAPBN 2025

Ringkasan
- "Macan Asia" adalah julukan yang diberikan kepada empat negara Asia Timur yang mencatat pertumbuhan ekonomi pesat dari akhir 1960-an hingga 1990-an, yaitu Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Hong Kong, dengan Indonesia kemudian bergabung sebagai "Macan Asia Baru" pada awal 1990-an, mencerminkan kemajuan perekonomiannya yang signifikan. Pertumbuhan ini didorong oleh industrialisasi yang berorientasi ekspor, kebijakan pemerintah yang pro-modal, etos kerja yang kuat, stabilitas politik, dan lokasi geografis strategis.
- Krisis keuangan Asia 1997-1998 menjadi titik balik bagi "Macan Asia", menyebabkan devaluasi mata uang yang signifikan, sektor keuangan yang lemah, dan resesi ekonomi yang dalam. Krisis ini memicu kontraksi ekonomi yang signifikan, dengan Indonesia terkena dampak terparah. Kerentanan ekonomi negara-negara ini terhadap guncangan eksternal terungkap, menyoroti bahaya dari praktik ekonomi yang berlebihan bergantung pada pinjaman luar negeri jangka pendek, regulasi keuangan yang lemah, dan perluasan ekonomi yang tidak berkelanjutan.
- Kisah "Macan Asia" menyediakan pelajaran penting tentang pentingnya pembangunan berkelanjutan, diversifikasi ekonomi, investasi dalam pendidikan dan teknologi, serta pentingnya ketahanan keuangan dan regulasi ekonomi yang baik dalam mempertahankan pertumbuhan jangka panjang dan menghindari krisis di masa depan. Krisis keuangan Asia menggarisbawahi perlunya transparansi, akuntabilitas, dan tata kelola yang baik dalam pengelolaan ekonomi untuk memperkuat kepercayaan investor dan mencegah kemerosotan ekonomi di masa mendatang.

Pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar Rp 722,6 triliun pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025. Anggaran pendidikan tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah dan mencakup program peningkatan gizi anak sekolah.
"Anggaran pendidikan dialokasikan sebesar Rp722,6 triliun, dialokasikan untuk peningkatan gizi anak sekolah, renovasi sekolah, dan pengembangan sekolah unggulan," ujar Presiden Joko Widodo saat membacakan nota keuangan RAPBN 2025 di Jakarta, Jumat (16/8).
Jokowi mengatakan, anggaran pendidikan juga digunakan untuk perluasan program beasiswa, pemajuan kebudayaan, penguatan perguruan tinggi kelas dunia, serta untuk pengembangan riset.
Jokowi mengatakan, pemerintah bekerja keras untuk membangun SDM yang unggul, berdaya saing, produktif, dan inovatif melalui reformasi pendidikan, transformasi sistem kesehatan, serta penguatan jaring pengaman sosial. Bantuan pendidikan terus diberikan untuk masyarakat miskin dan rentan.
Adapun sejumlah program untuk pendidikan yang dilaksanakan untuk pendidikan adalah Program Indonesia Pintar untuk pendidikan sekitar 20 juta siswa pertahun. Program KIP Kuliah dan Bidik Misi untuk pendidikan 1,5 juta mahasiswa. Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk pendidikan sekitar 45 ribu mahasiswa.
Tertinggi dalam Sejarah
Anggaran pendidikan RAPBN 2025 tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Nilai anggaran tersebut naik 9,3 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 660,8 triliun.
Secara keseluruhan, anggaran pendidikan terus naik selama 10 tahun pemerintahan Joko Widodo, seperti tertera dalam grafik. Pada APBN 2015, anggaran pendidikan RI hanya mencapai 390, 2 triliun.