Cegah Virus Corona Baru, Warga Inggris Dilarang Masuk RI Selama Nataru
Seiring ditemukannya virus corona varian baru di South Wales, Inggris, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengeluarkan aturan khusus tambahan bagi pelaku perjalanan dari luar negeri selama libur natal dan tahun baru (Nataru).
Satgas menyebutkan bahwa hal ini demi melindungi warga negara Indonesia (WNI) dari kasus positif kiriman (imported case) selama periode libur panjang Nataru 22 Desember 2020 sampai 8 Januari 2021.
“Pelaku perjalanan warga negara asing dari Inggris yang memasuki Indonesia baik secara langsung maupun transit di negara asing, tidak dapat memasuki Indonesia,” tulis Satgas dalam Addendum Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020, dikutip Kamis (24/12).
Surat edaran yang berlaku mulai 22 Desember 2020 tersebut mengatur tentang protokol kesehatan perjalanan orang selama libur hari raya Natal dan menyambut tahun baru 2021 dalam masa pandemi corona virus desease 2019 (Covid-19).
Selain WN Inggris, protokol kesehatan tambahan juga diberlakukan bagi WNA dan WNI yang datang dari negara-negara Eropa lainnya dan juga Australia. Hal ini lantaran telah terjadi peningkatan kasus positif terkonfirmasi di Eropa dan Australia.
”Pelaku perjalanan WNA dan WNI dari wilayah Eropa dan Australia yang memasuki Indonesia baik secara langsung maupun transit, harus menunjukkan hasil negatif tes RT-PCR di negara asal yang berlaku maksimal 2x24 jam sebelum jam keberangkatan dan dilampirlan pada saat pemeriksaan kesehatan atau e-HAC internasional Indonesia,” tulis Satgas.
Adapun WNI yang datang dari Inggris masih diizinkan masuk namun harus menunjukkan hasil negatif tes PCR.
Setibanya di Indonesia, WNI yang menunjukkan hasil tes negatif, diwajibkan melakukan pemeriksaan ulang RT-PCR. Jika hasilnya tetap negatif, maka WNI wajib karantina selama 5 hari terhitung sejak tanggal kedatangan di tempat akomodasi karantina khusus yang disediakan pemerintah.
Jika hasil pemeriksaan ulangnya positif, maka WNI harus dirawat di rumah sakit dengan biaya yang ditanggung pemerintah.
Sedangkan bagi WNA yang hasil pemeriksaan ulang RT-PCRnya negatif, wajib melakukan karantina mandiri di hotel yang telah ditentukan pemerintah dengan biaya mandiri. Jika hasilnya positif, maka wajib dirawat di rumah sakit dengan biaya mandiri.
Adapun bagi kepala perwakilan asing dan keluarganya yang bertugas di Indonesia dapat melakukan karantina mandiri di kediaman masing-masing selama lima hari. Sedangkan bagi diplomat asing lainnya karantina dilakukan di tempat yang disediakan pemerintah.
“Setelah karantina 5 hari terhitung sejak tanggal kedatangan bagi WNI dan WNA dilakukan pemeriksaan ulang RT-PCR. Dalam hal hasil negatif, makan bagi WNI dan WNA diperkenankan untuk melanjutkan perjalanan,” tulis Satgas.
Inggris Hadapi Dua Jenis Baru Virus Corona
Pemerintah Inggris telah mengkonfirmasi temuan dua jenis baru virus corona di negaranya, yakni varian B117 yang ditemukan di South Wales, Inggris, dan varian 501.V2 yang berasal dari Afrika Selatan.
Virus corona varian B117 disebutkan 70% lebih menular dibandingkan varian virus asal Wuhan Tiongkok. Sedangkan varian 501.V2 juga jauh lebih menular meskipun belum diketahui lebih jauh karakteristiknya.
Menurut pejabat Public Health England, Susan Hopkins, varian virus corona baru yang ditemukan di Inggris sangat berbeda dengan varian asal Afrika Selatan.
“Keduanya sangat menular. Tapi kami sudah mempelajari lebih dalam varian virus dari Inggris. Tapi kami baru mulai mempelajari varian virus dari Afrika Selatan,” ujarnya.
Sementara varian virus 501.V2 menurut laporan Departemen Afrika Selatan virus jenis baru ini kemungkinan menjadi penyebab lonjakan kasus baru di sana, dengan 80-90% kasus baru disebabkan oleh virus jenis baru ini.
Menurut epidemiolog Federation American of Scientist dr. Eric Feigl-Ding, virus ini kemungkinan besar menular lebih cepat pada anak muda. “Varian baru 501.V2 sangat mengkhawatirkan, virus ini sepertinya menular cepat, dan menyebar lebih cepat di kalangan anak muda,” kata dia.
Pada Rabu (23/12) Inggris raya mencatatkan tambahan nyaris 40 ribu kasus baru dengan jumlah kematian mencapai rekor tertingginya sejak April sebanyak 744 orang. Dengan jumlah kematian yang mencapai lebih dari 68 ribu, pandemi di Inggris Raya merupakan salah satu yang terparah di Eropa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih terus menggali informasi dari pejabat Inggris mengenai varian baru virus corona. Badan PBB tersebut pada Minggu (20/12), mengimbau masyarakat agar waspada terhadap penyebaran virus tersebut.
"Kami berkoordinasi erat dengan pejabat Inggris. Mereka akan terus berbagi informasi dan hasil analisis serta riset mereka yang sedang berlangsung,” demikian pernyataan WHO. WHO juga mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan.
Gerakan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun harus dilakukan dengan disiplin. Databoks berikut menunjukkan 20 negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia:
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan