Bank Dunia akan Pinjami PLN Rp 8,7 Triliun untuk Bangun PLTA Cisokan

Muhamad Fajar Riyandanu
15 Maret 2022, 21:07
pln, bank dunia, plta,
PLN
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

PLN bakal menerima pembiayaan sebesar US$ 610 juta (8,7 triliun) dari International Bank for Reconstruction and Development (IBRD), bagian dari grup Bank Dunia, untuk proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Upper Cisokan di perbatasan Kabupaten Bandung dan Cianjur, Jawa Barat.

Direktur Jenderal Perbendaharaan, Hadiyanto mengatakan PLN telah melakukan kerja sama pendanaan sebesar US$ 380 juta (Rp 5,4 triliun) untuk membangun PLTA Cisokan berkapasitas total 1.040 megawatt (MW) atau 1,04 gigawatt (GW). PLN mendapatkan tingkat suku bunga kompetitif dengan tenor yang cukup panjang, yakni 24,5 tahun.

Advertisement

“Kami sangat mendukung pembiayaan ini karena tujuannya untuk membiayai pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan PLTA Upper Cisokan yang berbasis energi baru terbarukan (EBT) dari tenaga air, lebih sustainable, terjangkau,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (15/3).

Komitmen pendanaan ini ditandai dengan penandatanganan Naskah Perjanjian Penerusan Pinjaman (NPPP) di auditorium PLN Kantor Pusat pada Senin (14/3), antara pihak PLN dengan pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Kementerian Keuangan melalui skema perjanjian penerusan pinjaman atau Subsidiary Loan Agreement (SLA).

Hadiyanto melanjutkan, skema penerusan pinjaman ini merupakan yang pertama bagi PLN dalam enam tahun belakangan. Terakhir kali PLN menandatangani SLA pada 2016.

Selain itu, proyek PLTA Upper Cisokan juga akan mendapat dana tambahan sebesar US$ 230 juta atau Rp 3,3 triliun dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). Pinjaman tersebut akan diperoleh dalam skema serupa dalam bentuk co-financing dengan Bank Dunia.

Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan dukungan pembiayaan yang kompetitif itu sekaligus menjadi bukti PLN mendapatkan kepercayaan internasional dalam upaya membangun infrastruktur kelistrikan melalui pembangkit-pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dan rendah karbon.

“Ini merupakan langkah nyata PLN yang didukung oleh kehadiran pemerintah RI dalam proses transisi energi menuju net zero emissions dengan pasokan EBT dengan skala dan kapasitas besar," ujar Darmawan.

Pembangunan PLTA ini menunjukkan komitmen PLN dalam rangka transisi energi melalui pengembangan EBT sebagaimana tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Tahun 2021-2030. Proyek ini ditargetkan beroperasi pada 2025 dan memasok kebutuhan listrik di sistem Jawa-Bali.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement