Kenaikan Harga Pertamax Diramal Tak Signifikan Kerek Inflasi

Happy Fajrian
1 April 2022, 18:45
harga pertamax. inflasi, harga bbm
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Operator SPBU menunggu proses penyesuaian atau penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Dago, Bandung, Jawa Barat, Minggu (5/1/2020).

Naiknya harga Pertamax mulai hari ini, Jumat (1/4), dari Rp 9.000 per liter menjadi Rp 12.500 diprediksi tidak berdampak signifikan terhadap inflasi.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai kenaikan harga BBM non-subsidi jenis Pertamax hanya berdampak minim terhadap laju inflasi karena proporsi konsumen Pertamax yang terbilang kecil.

"Penaikan harga Pertamax memang memicu inflasi, tetapi kontribusinya kecil. Pasalnya, proporsi konsumen hanya sekitar 12%," ujarnya, Jumat.

Fahmy menilai penetapan harga Pertamax semestinya ditentukan oleh mekanisme pasar. Oleh karena itu, harga yang ideal adalah sesuai dengan harga keekonomian.

Menurutnya, harga jual Pertamax di stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU memang harus naik mengingat harga minyak dunia sudah mencapai US$ 130 per barel. "Jika tidak dinaikkan beban Pertamina semakin berat. Kenaikan harga Pertamax pada 1 April sudah tepat," katanya.

Sebaliknya jika harga Pertalite naik, maka dampaknya terhadap inflasi dan daya beli masyarakat akan lebih signifikan karena proporsi konsumen yang menggunakan bahan bakar ini lebih besar, yakni mencapai 76%.

Oleh karena itu dia mengapresiasi upaya pemerintah dan Pertamina yang tidak menaikkan harga Pertalite meski harga minyak mentah dunia saat ini telah melambung tinggi. Dia meminta agar harga Pertalite dipertahankan Rp 7.650 per liter.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...