Keputusan Sanksi Energi Rusia Berpotensi Picu Perpecahan di Uni Eropa

Muhamad Fajar Riyandanu
6 April 2022, 14:29
uni eropa, sanksi energi, rusia, perang rusia ukraina
ANTARA FOTO/REUTERS/Geert Vanden Wijngaert/Pool /WSJ/sad.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan Uni Eropa akan menghentikan impor batu bara dari Rusia, dan tengah mengupayakan embargo impor minyak.

Uni Eropa (UE) berencana untuk meningkatkan sanksi terhadap sektor energi Rusia. Hal ini menyusul masih berlangsungnya konflik Rusia dan Ukraina. Adapun sanksi yang diberikan UE mencakup pelarangan impor komoditas energi Rusia seperti batu bara, minyak, dan gas.

Akan tetapi, sejumlah negara anggota UE seperti Jerman, Hungaria, dan Austria enggan melakukan hal tersebut karena pasokan energi dalam negeri mereka yang masih bergantung pada suplai energi Kremlin.

“Kami harus memberikan lebih banyak tekanan pada Putin dan kami harus mengisolasi Rusia. Kami harus memutuskan semua hubungan ekonomi dengan Rusia, tetapi saat ini tidak mungkin untuk memotong pasokan gas,” ujar Menteri Keuangan Jerman, Christian Lindner pada Senin (5/4), dikutip dari CNBC.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, menyebut UE perlu melakukan kalkulasi sebelum menjatuhkan sanksi sektor energi terhadap Rusia. Jika nantinya UE melakukan embargo energi Rusia, kondisi perekonomian sejumlah negara anggota akan memburuk karena terputusnya suplai energi.

“Sumber energi itu merupakan perkara vital yang tidak bisa dialihkan dalam waktu cepat. Berbeda dengan Amerika yang ketergantungannya lebih kecil. Sehingga mereka akan lebih mudah untuk melakukan embargo. Tapi Uni Eropa secara realistis itu sulit dilakukan oleh mereka,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Rabu (6/4).

Senada dengan Faisal, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, mengatakan embargo pasokan energi Rusia yang akan dilakukan oleh UE akan berdampak pada melonjaknya harga energi, terutama untuk biaya pemanas rumah saat musim dingin tiba.

“Sekira 40% pasokan gas UE disuplai oleh Rusia, belum lagi minyak. Saya kira langkah akan memberatkan warga Uni Eropa sendiri dan sekarang pun memang sudah terjadi,” kata Mamit.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...