Batu Bara RI Diincar Eropa, Pengusaha Belum Revisi Target Produksi

Muhamad Fajar Riyandanu
22 Juni 2022, 11:41
ekspor batu bara, produksi batu bara, batu bara
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk di Pelabuhan PT Karya Citra Nusantara (KCN), Marunda, Jakarta, Rabu (12/1/2022).

Kementerian ESDM menyebut belum ada perusahaan batu bara yang mengajukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) untuk mengubah target produksinya di tengah tingginya harga dan permintaan ekspor.

"Belum ada (yang ajukan revisi RKAB)," ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Ridwan Djamaluddin saat ditemui wartawan di Gedung Nusantara I DPR pada Selasa (21/6).

Hal serupa juga disampaikan oleh Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu bara Kementerian ESDM Lana Saria. Ia mengatakan, sampai sejauh ini belum ada perusahaan batu bara yang mengajukan revisi RKAB.

Namun di sisi lain, dengan adanya permintaan tak menutup kemungkinan sejumlah pelaku usaha batu bara akan mengajukan revisi RKAB. "Tentunya bila permintaan meningkat, perusahaan akan mengajukan permohonan revisi RKAB," kata Lana melalui pesan singkat pada Selasa (21/6).

Lana menambahkan, saat ini sejumlah negara Eropa tengah melirik batu bara Indonesia untuk ketahanan energi selama musim dingin. Eropa kembali berburu pasokan batu bara untuk menyalakan kembali pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Kebijakan ini setelah Rusia memangkas pengiriman gas ke kawasan tersebut. Bahkan Moskow berencana menghentikan sepenuhnya ekspor gas ke kawasan tersebut pada Agustus 2022.

Beberapa negara Eropa mendekati Indonesia yang merupakan salah satu negara produsen batu bara utama di dunia. Bahkan Jerman telah mengajukan permintaan batu bara sebanyak 6 juta ton.

Lana menambahkan, jika nantinya Jerman mengajukan permintaan secara resmi, Kementerian ESDM akan meneruskan permintaan tersebut kepada Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI). "Ketersediaan pasokan dengan dibantu APBI. Selanjutnya nanti akan dilakukan secara business to business (B to B)," ujarnya.

Selain Jerman, sejumlah negara lain seperti Polandia, India dan Pakistan juga tertarik untuk membeli batu bara Indonesia. "Ada kabar seperti itu, tapi belum ada permintaan secara resmi," jelas Lana.

Mengutip laporan berjangka barchart.com pada Rabu (22/6) pagi, harga batu bara di pasar ICE Newcastle berada di level US$ 390 per ton. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari harga batu bara di bulan Maret seharga US$ 242,64 per ton.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...