Usai Dinaikkan, Harga BBM Indonesia kini Lebih Mahal dari Amerika

Happy Fajrian
7 September 2022, 11:54
harga bbm,
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/wsj.
Sejumlah pengendara motor antre untuk mengisi BBM subsidi jenis Pertalite di salah satu SPBU, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/9/2022).

Pada akhir pekan lalu pemerintah baru saja menaikkan harga BBM bersubsidi Pertalite dan Solar, serta non-subsidi Pertamax. Sebelumnya per 1 September 2022 pemerintah telah menurunkan harga BBM non-subsidi Pertamax Turbo, Dexlite, dan PertaminaDex.

Turunnya harga BBM non-subsidi sejalan dengan harga minyak dunia yang tengah dalam tren menurun. Saat ini harga minyak mentah Brent semakin mendekati US$ 90 per barel, tepatnya di level US$ 91,56. Sedangkan West Texas Intermediate, bergerak di US$ 85 per barel.

Advertisement

Sebaliknya, pemerintah menurunkan harga BBM bersubsidi Pertalite dan Solar di tengah turunnya harga minyak sebagai langkah untuk menurunkan beban subsidi dan kompensasi energi. Sama halnya dengan langkah menaikkan harga Pertamax.

Meski termasuk jenis BBM umum (JBU) yang tak mendapat subsidi atau kompensasi, Pertamina menjual Pertamax jauh di bawah harga keekonomiannya.

Secara historis, belanja subsidi energi Indonesia telah melampaui Rp 100 triliun sejak 2018. Itu belum termasuk kompensasi untuk menjaga harga BBM di bawah keekonomiannya. Simak databoks berikut:

Tahun ini, beban subsidi dan kompensasi energi diperkirakan membengkak menjadi Rp 649 triliun, dengan kenaikan harga BBM bersubsidi dan Pertamax.

Nilai tersebut jauh di atas perkirakaan sebelumnya Rp 502,4 triliun. Tanpa kenaikan harga Pertalite, Solar, dan Pertamax, menurut kalkulasi Kementerian Keuangan, subsidi dan kompensasi energi diperkirakan mendekati angka Rp 700 triliun, tepatnya Rp 698 triliun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement