Equinor Jual Asetnya ke Rosneft Hanya € 1 untuk bisa Keluar dari Rusia

Happy Fajrian
14 September 2022, 17:30
equinor, rusia, migas, norwegia
KATADATA/
Ilustrasi pengeboran migas.

Banyak perusahaan negara-negara Barat yang menyatakan akan keluar dan menghentikan seluruh operasinya di Rusia setelah negara itu menginvasi Ukraina pada akhir Februari lalu. Namun hal tersebut faktanya tak semudah membalikkan telapak tangan.

Apalagi Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan dekrit yang melarang perusahaan asing dari negara-negara oposisi untuk menjual saham di proyek-proyek energi besar dan di bank-bank Rusia hingga akhir tahun ini.

Di tengah hambatan tersebut, Equinor menjadi perusahaan migas barat pertama yang sukses keluar sepenuhnya dari Rusia bulan ini. Mereka berhasil menghindari bentrokan dengan pemerintah Rusia seperti yang dihadapi perusahaan migas pesaingnya. Namun untuk keluar dari Rusia, Equinor harus membayar mahal.

Menurut tiga sumber industri, perusahaan energi milik negara Rusia, Rosneft, hanya membayar € 1 untuk membeli aset utama Equinor. Mereka juga harus melupakan kewajiban dan komitmen investasi di masa depan.

Kesepakatan seperti ini belum pernah dilaporkan sebelumnya yang melalui proses negosiasi selama berminggu-minggu antara Equinor dan perwakilan Rosneft, yang pada gilirannya menangani hubungan dengan pemerintah Rusia yang memegang keputusan akhir atas transaksi ini.

Berdasarkan kesepakatan itu, pemerintah Rusia setuju untuk mentransfer kewajiban dan komitmen investasi masa depan Equinor, senilai sekitar US$ 1 miliar, kepada Rosneft.

“Sebagai imbalannya, Equinor setuju untuk menjual sahamnya kepada Rosneft dalam usaha patungan mereka seharga satu euro,” kata sumber tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, seperti dikutip Reuters, Rabu (14/9).

Seorang juru bicara Equinor, yang mencatat nilai buku aset Rusia menjadi nol dari US$ 1,1 miliar pada kuartal pertama tahun ini, mengatakan keluarnya dari usaha patungan dengan Rosneft adalah "nilai netral".

Penarikan itu mengakhiri rencana ambisius Equinor, yang 10 tahun lalu menandatangani kesepakatan dengan Rosneft untuk membantu mengeksplorasi minyak dan gas di sebagian besar wilayah Rusia, termasuk Kutub Utara, Pasifik, dan selatan negara itu.

Keberhasilan Equinor keluar dari Rusia juga terjadi ketika perusahaan minyak utama AS Exxon Mobil menangguhkan produksi di proyek minyak Sakhalin-1 di Timur Jauh Rusia yang membuat marah Moskow dan memicu undang-undang baru yang melarang penjualan aset oleh perusahaan asing tanpa persetujuan Kremlin.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...