Peran Vital PLN dalam Mengejar Target Bauran EBT 23% pada 2025

Image title
4 Agustus 2021, 17:51
bauran ebt, pln, pembangkit ebt
ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
Seorang operator Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Oelpuah, berjalan di samping sejumlah panel PLTS di desa Oelpuah, Kabupaten Kupang, Selasa (3/12). PLTS Oelpuah adalah satu-satunya PLTS terbesar di Indonesia berkekuatan 5 mega watt peak (MWp) tersebut digunakan untuk membantu PLN mensuplai aliran listrik bagi warga Kupang. FOTO/Kornelis Kaha.

PLN dinilai memiliki peran besar dalam mengejar target bauran EBT atau energi baru terbarukan sebesar 23% pada energi nasional pada 2025. Untuk mengejar target tersebut, PLN harus meningkatkan kapasitas pembangkit listrik EBT-nya sebesar 12 gigawatt (GW) hingga 2025.

Pasalnya, hingga akhir 2020, realisasi bauran EBT baru mencapai 11%. Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menyampaikan jika pemerintah konsisten dengan target yang tercantum dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), hingga 2025 perlu ada tambahan kapasitas EBT 14-18 GW.

"Dari PLN sepertinya perlu bertambah 12 GW karena PLN memasok 95% pasokan listrik di Indonesia, dan sisanya dari non-PLN," ujarnya kepada Katadata.co.id, Rabu (4/8).

Menurut Fabby jika melihat rencana PLN kedepan hingga 2025, maka implementasi co-firing dengan campuran bahan bakar biomassa 5% dari suplai energi batubara akan dioptimalkan.

Dari program tersebut, co-firing setara dengan kapasitas 1.400 megawatt (MW), dan rencana dieselisasi hingga 2024 ditargetkan sebesar 0,5 GW dari total 2 GW pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang akan digantikan 1,5 GW pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)+ storage (fasilitas penyimpanan).

Sedangkan dalam draft RUPTL 2021-2030, kapasitas pembangkit energi terbarukan yang direncanakan hanya 6,3 GW sampai 2024. Sehingga jika program co-firing, dieselisasi, dan RUPTL berjalan, maka IESR memproyeksikan kapasitas EBT sampai akhir 2024 atau awal 2025 hanya mencapai 9,2 GW.

"Dari perhitungan ini, masih ada kekurangan kurang lebih 3 GW dari perhitungan 23% bauran energi terbarukan dari energi primer," ujarnya.

Fabby menilai ada ketidaksesuaian karena PLN hanya menghitung 23% dari total kapasitas pembangkit. Padahal dalam RUEN, 23% tersebut adalah bauran energi terbarukan atau setara dengan 31-33% total energi listrik yang dibangkitkan pada 2025.

Hingga semester I 2021, PLN mencatat kapasitas pembangkitnya yang beroperasi mencapai 63 GW, dengan porsi EBT 7,9 GW. Beroperasinya PLTS terapung Cirata PLN akan mendapat tambahan kontribusi EBT sekitar 0,2%.

"Kami harap pengembangan PLTS ini menjadi pemicu pengembangan EBT. Khususnya PLTS dengan tarif yang kompetitif, sebagai bagian upaya PLN untuk menghadirkan energi yang bersih," kata Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini, Selasa (3/8).

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, menilai berdasarkan capaian PLN di semester I, maka perusahaan setrum pelat merah ini perlu usaha ekstra dalam mengejar kekurangan. Apalagi tantangan dalam pengembangan EBT hingga kini masih berkutat pada harga jual listrik.

"Untuk masalah kemampuan teknis saya tidak meragukan kemampuan PLN dalam membangun listrik EBT. Saya justru melihat kendala utamanya adalah pada harga jual dari listrik EBT masuk toleransi PLN atau tidak," katanya.

Menurut dia, PLN kemungkinan akan menerima listrik EBT sepanjang biaya pembeliannya lebih kecil dari marginal cost pembangkit batu bara. Pasalnya PLN dihadapkan pada batasan untuk menjaga biaya pokok penyediaan (BPP) listrik pada level tertentu.

Sehingga EBT yang bisa masuk adalah yang harganya tidak menyebabkan BPP meningkat. Sementara sudah hampir dapat dipastikan masuknya EBT akan meningkatkan BPP karena harganya untuk saat ini lebih mahal dari listrik batu bara.

"Sejak tahun 2008 kami sudah mengkritisi bahwa pangkal masalah ada di kebijakan tarif atau harga jual listrik EBT-nya," kata dia.

Reporter: Verda Nano Setiawan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...