Menilik Manajemen Ketahanan Pangan dan Ekonomi Sirkular di Al-Zaytun

Sampe L. Purba
Oleh Sampe L. Purba
29 Mei 2023, 13:59
Sampe L. Purba
KATADATA/JOSHUA SIRINGO RINGO

Bibit padi adalah bibit unggul hasil pemuliaan sendiri. Ada jenis kualitas Thailand, kualitas padi Jepang hingga padi unggul daerah. Al-Zaytun mengembangkan sendiri, karena menurut Syekh Panji, kualitas bibit padi pemerintah selama ini adalah ex bibit IR yang sudah agak lama tidak diperbaharui, serta boros pupuk kimia.

Tanaman padi menggunakan pupuk kandang yang berasal dari limbah kotoran ratusan sapi, domba, kambing, dan ribuan ayam hasil pemuliaan dan penggemukan di sana. Bekas pepadian dan tanaman buah-buahan musiman lainnya dijadikan sebagai campuran kompos. Adapun sisa-sisa limbah makanan harian santri merupakan santapan ikan dan sapi-sapi, yang dengan gembira menyantap sisa makanan yang bebas dari pupuk kimia organik. Itulah wujud ekonomi sirkular.

Al-Zaytun saat ini sedang membangun dua kapal penangkap ikan berkapasitas masing-masing 600 gross ton (GT) atau rata-rata dua kali kapasitas kapal nelayan besar sebagai bagian dari rencana pusat perikanan terpadu. Progresnya melewati 75%. Kapal dilengkapi dengan tempat penyimpanan ikan (cold storage) modern, yang mampu berlayar selama 15 hari hingga ke Laut Natuna atau Laut Arafura.

Pembangunan awal Al-Zaytun pada 1996 dihadiri Presiden Suharto, yang kemudian diresmikan oleh Presiden B.J Habibie tahun 1999. Beberapa menteri dan pejabat senior seperti Harmoko, Menteri Agama Malik Fajar, Mantan Kepala BIN Hendropriyono, Jenderal Wiranto hingga Kepala KSP yang sekaligus Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, Jenderal Moeldoko telah berkunjung dan menyatakan kekagumannya akan sistem pengelolaan pendidikan yang terpadu dengan pertanian modern.

Ini adalah pusat pendidikan yang memberi kesempatan kepada anak-anak didik melihat secara vocational bagaimana suatu pesantren modern didirikan dan dikelola dengan menjaga keseimbangan kelestarian alam, lingkungan, warga sekitar dan manusia. Diharapkan anak-anak lulusannya akan dapat berkiprah dengan baik di manapun, sesuai motto Al-Zaytun “Menghantar peserta didik untuk jadi dirinya pada zamannya”

Pada tulisan berikutnya akan saya jelaskan bagaimana Al-Zaytun mencukupi seluruh kebutuhan konsumsinya mulai dari air minum, garam, kecap, teh, lauk-pauk, gula, sabun dan sebagainya secara mandiri.

Pusat Pendidikan Al-Zaytun tidak terlalu jauh dari Jakarta. Saya mengimbau kiranya pemerintah, dunia pendidikan, industri dan masyarakat pergi dan belajar serta berstudi banding ke sana: tempat integrasi pendidikan, pertanian, perkebunan dan peternakan terpadu. Model ini, kalau dapat ditiru dan diadopsi pemerintah, pemerintah daerah, dan dunia industri, Indonesia akan mampu lebih mandiri.

Halaman:
Sampe L. Purba
Sampe L. Purba
Praktisi Energi Global. Managing Partner SP-Consultant

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke opini@katadata.co.id disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...