Tak hanya itu, Disney juga memiliki Pixar Studio yang menghasilkan beberapa film animasi laris seperti Toy Story, Monster Inc, hingga Finding Nemo. Yang pasti, kartun klasik dari Mickey Mouse hingga para putri yang legendaris dari negeri dongeng dapat dinikmati sewaktu-waktu di Disney+.

“Saya cukup yakin para orang tua akan berlangganan Disney+ untuk anak-anak mereka,” kata analis Cowen, Doug Creutz.

Jika Disney punya perbendaharaan film yang cukup banyak, bahkan sebelum merilis platform streaming, Netflix punya pendekatan berbeda. Netflix didirikan pada 1997 oleh Reed Hastings dan Marc Randolph sebagai perusahaan distribusi DVD.

(Baca: Menkominfo Bakal Ajak Sri Mulyani Bahas Pajak Netflix)

Baru pada 2010 Netflix merambah ke bisnis streaming video yang menayangkan serial TV dan film bioskop populer secara berlangganan. Melalui Netflix, masyarakat dapat menyaksikan film bioskop tanpa beranjak dari rumah. Begitu pun serial favorit dapat disaksikan melalui perangkat mobile tanpa gangguan iklan.

Netflix kemudian mulai memproduksi konten secara internal pada 2012, yakni serial Lilyhammer. Belakangan, konten produksi internal ini dikenal dengan sebutan Netflix Original.

Netflix Original pun telah menelurkan film laris seperti Bird Box. Film yang dibintangi oleh Sandra Bullock ini, menurut Nielsen, meraup lebih dari 26 juta penonton hanya dalam sepekan setelah dirilis pada Desember 2018.

Tak hanya film laris, Netflix pun telah menghasilkan film berkaliber Academy Awards. Pada 2019, film Roma yang menceritakan soal seorang pembantu rumah tangga di Meksiko berhasil menyabet Oscar untuk kategori sutradara terbaik, sinematografi terbaik, dan film berbahasa asing terbaik.

(Baca: Netflix Kontrak Duo Kreator Game of Thrones Senilai Rp 2,8 Triliun)

Netflix saat ini telah tersedia di 190 negara. Di Indonesia, layanan tersebut memiliki tarif berlangganan termurah Rp 109 ribu per bulan untuk standar, hingga Rp 169 ribu per bulan untuk paket premium.

Investor telah mengantisipasi kehadiran Disney+ sebagai kompetitor Netflix. Sejak pertama kali rencana peluncuran Disney+ diungkap ke publik pada April 2019, harga saham Disney telah naik 27%. Sebaliknya, harga saham Netflix turun 18%.

Apalagi, beberapa raksasa lain turut meramaikan persaingan. Awal bulan ini, Apple juga meluncurkan layanan streaming video dengan tarif US$ 5 per bulan. Kemudian, di AS juga ada Amazon Prime Video. Sedangkan perusahaan telekomunikasi AT&T akan meluncurkan HBO Max pada 2020.

Disney+ sendiri belum dirilis di Indonesia, tapi banyak yang telah menantikan kehadirannya. Elsa misalnya, sebagai penggemar Marvel, ia tak sabar menyaksikan spin off dari karakter-karakter yang tampil di Avengers: Endgame. “Saya sekarang ambil paket Netflix, tapi nanti juga pasti berlangganan Disney+,” kata perempuan yang berkantor di kawasan Tendean, Jakarta ini.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement