Airlangga juga pernah mengatakan pengembangan mobil listrik akan diatur dalam dua Peraturan Pemerintah (PP). Pertama, PP mengenai percepatan kendaraan berbasis elektrik. Kedua, penerapan PPnBM untuk industri berbasis elektrik, yang di dalamnya termasuk kendaraan hybrid.

(Baca: Jokowi Tunggu Para Menteri Selesaikan Debat soal Mobil Listrik)

Terhambat Kelebihan Stok Mobil Hybrid 

Rumitnya pembahasan mobil listrik juga diakui industri otomotif lokal. Seorang eksekutif di industri otomotif RI juga sempat mengatakan, masalah pengembangan mobil listrik muncul ketika banyak pabrikan memiliki kelebihan pasokan mobil hybrid dan plug in hybrid. Ini menyulitkan pengembangan mobil listrik secara langsung karena adanya fase-fase tersebut.

"Apalagi industri otomotif kita sangat Japanese minded (berorientasi merek Jepang)," kata sumber yang enggan disebut namanya itu kepada Katadata.co.id.

 Pabrikan besar, yakni Toyota Motor Corp memang akan berinvestasi senilai US$ 2 miliar atau setara Rp 28,3 triliun untuk mengembangkan mobil listrik dalam empat tahun ke depan. Airlangga sempat mengatakan investasi tersebut juga menyasar Indonesia terutama untuk pengembangan mobil hybrid.

"Ini rencana investasi Toyota berikutnya terkait dengan kebijakan pemerintah yang baru," kata Airlangga usai sesi one on one meeting dengan Bos Toyota, Akio Toyoda, pada April lalu. Airlangga juga menargetkan, paling tidak pada 2025 mobil listrik dan kendaraan emisi rendah mencapai seperlima dari produksi kendaraan RI.

(Baca: Jokowi Temui Bos Hyundai di Istana, Bahas Mobil Listrik)

Selain Toyota, pabrikan mobil asal Korea Selatan, yakni Hyundai Motor Co juga berencana membangun basis produksi mobil listrik di Indonesia pada 2021. Sebagian besar kapasitas produksi Hyundai tersebut akan digunakan untuk pasar ekspor di Asia Tenggara dan Australia, sedangkan sisanya untuk memenuhi kebutuhan domestik.  

Toyota mobil listrik
Toyota mobil listrik (Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA)

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengaku tidak tahu-menahu poin apa yang masih mengganjal penerbitan Perpres mobil listrik. Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan, pihaknya masih menunggu payung hukum mobil listrik segera dikeluarkan pemerintah. "Kita tunggu saja," kata Jongkie kepada Katadata.co.id, Jumat (5/8).

Dalam pameran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) yang digelar oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada 4-5 September 2019, Gaikindo tak turut serta. Ketua III Gaikindo Rizwan Alamsjah mengatakan, asosiasi belum mengetahui adanya pameran tersebut. "Ya mobil listrik kan salah satu saja. Kita menunjukkan teknologi itu antara lain listrik dan autonomous (mobil tanpa pengendara),"  kata Rizwan, seperti dikutip Liputan6.com.

Menurut Gaikindo, di luar mobil listrik masih banyak mobil konvensional. Gaikindo juga baru saja menyelenggarakan GIIAS 2019 di ICE, BSD yang dilanjutkan dengan kegiatan serupa di beberapa kota, seperti Makassar dan Medan sehingga Gaikindo tidak ikut serta dalam kegiatan IEMS 2019. 

(Baca: Bos Softbank Berencana Investasi di Ekosistem Mobil Listrik Indonesia)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement