Dino yang sudah 17 tahun malang melintang di Mercedes Benz Indonesia memprediksi kendaraan listrik akan terus tumbuh hingga 50 tahun ke depan. Keputusan masuk bus listrik alih-alih mobil listrik disebutnya lantaran lebih menghemat waktu. Meski begitu, Bakrie harus mengeluarkan effort yang ekstra, karena perlu penetrasi dealer juga.

(Baca: Bangun SPLU, PLN Hitung Kebutuhan Energi Motor Listrik)

Pertemuan Bakrie dengan BYD merupakan hasil pencarian ke seluruh dunia. Dino menjelaskan Bakrie Autoparts telah berkeliling ke banyak merk di berbagai belahan dunia. Hasilnya, banyak merk menyarankan Bakrie melirik produsen baterai Tiongkok. Akhirnya, Bakrie pun menemukan BYD yang awalnya merupakan produsen baterai listrik. "Waktu kami ke London, bus tingkatnya pakai BYD, Airport Sciphol (Belanda) juga menggunakan BYD," katanya.

Ke depannya, Bakrie akan bertindak sebagai pembeli chassis dan teknologi dari BYD, membangun karoseri, menjual bus ke operator, hingga melayani purna jual. "Sistemnya seperti itu," katanya. Saking seriusnya masuk ke industri otomotif, Bakrie Autoparts juga bergabung dengan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), menjadi Agen Pemegang Merek (APM) bus listrik.

Sementara Grup besar seperti Astra lewat PT Isuzu Astra Motor Indonesia menyatakan pengembangan bus listrik masih membutuhkan waktu. Meski demikian, Izusu berharap dalam waktu dekat persiapan menuju sana dilakukan. "Riset dan studi telah kami jalankan," kata Vice President Director PT Isuzu Astra Motor Indonesia Ernando Demily, seperti dikutip Detik. 

Gaikindo sendiri memastikan Moeldoko dan Bakrie bukan pemain bus listrik pertama dan terakhir di Indonesia. Meski demikian, Ketua I Gaikindo yakni Jongkie Sugiarto berharap ada kejelasan aturan pajak hingga infrastruktur pengisian bahan bakar listrik yang dipikirkan oleh pemerintah. "Kalau sudah waktunya, APM lama juga akan masuk ke bus listrik," kata Jongkie kepada Katadata.co.id, Kamis (1/8).

(Baca: Jokowi Bertemu Bos Hyundai Bahas Mobil Listrik hingga Mobil Terbang)

Mengacu data Badan Energi Internasional (IEA), jumlah bus listrik dunia pada 2018 mencapai 460 ribu unit, atau naik 25 persen dari tahun sebeumnya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 99 persen merupakan bus yang dioperasikan Tiongkok.

Pemerintah sendiri masih terbelah soal aturan main kendaraan listrik. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan masih ada menteri yang pro dan yang kontra dalam pembahasan Peraturan Presiden (Perpres) kendaraan listrik ini. "Mestinya harus selesai," kata Jonan.

(Baca: Jokowi Tunggu Para Menteri Selesaikan Debat soal Mobil Listrik)

Sementara Jokowi masih menunggu anak buahnya mengirim draft Perpres ke mejanya untuk ditandatangani. Jokowi berharap dengan terbitnya Perpres, maka infrastruktur penunjang mobil listrik seperti Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) dapat disediakan. "Kalau sudah sampai di meja saya, pasti saya tanda tangan," kata Jokowi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement