Kepemilikan SCG di Sejumlah Perusahaan Publik

Nama PerusahaanPemegang SahamKepemilikanMarket Cap
PT Chandra Asri Petrochemical TbkSCG Chemicals Company Ltd30.57%Rp 88.99 T
PT Catur Sentosa Adiprana TbkSCG Retail Holding Company Ltd29%Rp 2.27 T
PT Keramika Indonesia Asosiasi TbkSCG Building Materials Co Ltd96.31%Rp 1.49 T
PT Kokoh Inti Arebama TbkSCG Distribution Company Ltd90.62%Rp 239.33 M
PT Fajar Surya Wisesa TbkSCG Packaging Public Company Ltd55%Rp 20.44 T

Sumber: RTI, SCG.com 

SCG yang didirikan berdasarkan perintah Raja Vajiravudh pada 1913 tersebut berevolusi dari produsen semen hingga menjadi konglomerasi industri. Dalam wawancara dengan Bangkok Post, Roongrote berkomitmen menjadikan SCG sebagai perusahaan terkuat di Asean.

Untuk itu, SCG memiliki dua strategi utama. Pertama, mendorong ekspansi bisnis di Asia Tenggara. Kedua, meningkatkan daya saing melalui produk-produk yang memberikan nilai tambah lebih tinggi.

SCG mengalokasikan dana 42 miliar baht atau Rp 19,24 triliun untuk mendanai ekspansinya di Asia Tenggara tahun ini. Dana tersebut setara dengan 70% dari total belanja investasi yang disiapkan perusahaan. Sebesar 30% dari alokasi belanja investasi itu akan digunakan untuk mengembangkan proyek-proyek di Thailand.

Di luar angka tersebut, perseroan juga menyisihkan dana 30 miliar baht atau sekitar Rp 13,74 triliun untuk pembangunan Komplek Kilang Petrokimia Long Son di Vietnam. Dengan strategi tersebut, SCG menargetkan kontribusi pendapatan dari pasar luar negeri akan meningkat dari 45-55% menjadi 60% dari total pendapatan perusahaan.

Pendapatan dan Aset SCG di Asean
Pendapatan dan Aset SCG di Asean pada 2018 (www.scg.com)

Pemain Lama Perlu Berinovasi

Ekspansi SCG yang agresif di Indonesia maupun di Asean menyalakan lampu kuning bagi para pelaku industri semen dan bahan bangunan. Pangsa pasar SCG di industri semen Indonesia tahun lalu memang hanya sebesar 1,9% atau sekitar 2,05 juta metrik ton. Pangsa pasar tersebut jauh di bawah PT Semen Indonesia Tbk yang sebesar 39,4%, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 25,5%, PT Holcim Indonesia Tbk 15,4%, PT Semen Conch 4,8%, PT Semen Bosowa 3,5%, maupun PT Semen Baturaja Tbk sebesar 3,1%. Setelah Holcim diakuisisi Semen Indonesia, pangsa pasar Semen Indonesia Grup mencapai 54,8%.

Jika dilihat secara grup, SCG memiliki lini bisnis yang lengkap. Semen Indonesia dan Indocement sebagai dua pemain utama di industri semen saat ini, memiliki anak-anak usaha yang bergerak di bisnis bahan bangunan, pengemasan semen, hingga distribusi. Namun, kedua perusahaan tersebut tidak memiliki lini bisnis petrokimia sebagaimana SCG. Padahal, beberapa produk bahan bangunan yang dikembangkan SCG dan beberapa perusahaan di dunia kini mulai menggunakan bahan baku alternatif, seperti bijih plastik. Oleh karena itu, mereka perlu memikirkan inovasi baru agar bisa meningkatkan daya saingnya.

Sejak awal bulan ini, saham-saham emiten semen tertekan oleh aksi jual. Saham Semen Baturaja turun paling dalam -33,16% menjadi Rp 655, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (dulu Holcim) -24,16% menjadi Rp 1.350, Semen Indonesia -21,85% menjadi Rp 10.550, sedangkan Indocement -19,09% menjadi Rp 17.800.

Menurut analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin, tekanan tersebut disebabkan oleh kinerja perusahaan semen pada kuartal I 2019 yang di bawah ekspektasi. Selain itu, ada sentimen negatif dari perang dagang antara Amerika Serikat-Tiongkok, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2019 yang lebih rendah, dan prospek volume penjualan semen yang lemah pada kuartal II 2019.

"Penjualan semen yang lemah akan berlanjut pada kuartal II 2019," kata Mimi dalam risetnya. Pada April, konsumsi semen domestik hanya mencapai 4,8 juta ton. Selain Pemilu, di kuartal II 2019 juga banyak hari libur sehingga harga saham emiten semen bakal tertekan. Ia memperkirakan pasar semen akan pulih pada semester II 2019 seiring membaiknya sektor properti dan penurunan suku bunga acuan.

(Baca: Bank Mandiri Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun ini Bisa Capai 5,22%)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement