• Lesunya pasar ekspor membuat permintaan produk industri pasar kaya turun. 
  • Data Kemnaker soal jumlah PHK tahun ini berbeda jauh dengan Apindo. 
  • Para buruh meminta pengusaha untuk tidak menakut-nakuti soal isu PHK.

Pernyataan Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri indonesia Kadinn) Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta Kamdani pada pekan lalu membuat geger. Ia menyebut pemutusan hubungan kerja aliasPHKK akan terjadi di tiga industri padat karya pada tahun depan.

Ketiga industri itu adalah tekstil, alas kaki, dan furniture. “Pasti akan PHK pada tahun depan, bukannya akan lagi,” kata Shinta yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) pada Rabu (21/12). 

Alarm waspada mulai menyala. Tapi sebetulnya tanda-tanda tersebut sudah terlihat pada tahun ini. Penjualan industri padat karya, terutama tekstil dan sepatu, menurut dia, telah mengalami penurunan hingga 40%. 

Semua terjadi karena permintaan ekspor yang menurun. Kondisi ekonomi global saat ini sedang terpuruk. Banyak negara maju berada dalam kondisi resesi karena berbagai krisis yang menyebabkan lonjakan inflasi. 

Kementerian Perindustrian pun mengakui kondisi tersebut. Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Adie Rochmanto mengatakan permintaan pasar ekspor yang turun telah memicu tren PHK. Bahkan ini telah terjadi pada dalam beberapa tahun terakhir. 

Di sisi lain, pasar tekstil domestik terancam dikuasai barang impor. Perekonomian Indonesia yang dianggap cukup baik menjadi sasaran empuk produk dari luar negeri.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, Kemenperin berencana memperdalam pasar industri tekstil nasional dalam negeri. “Kami merancang strategi mitigasi, misalnya kepastian bahan baku dan pelarangan impor barang jadi,” ucap Adie pada Jumat lalu. 

Infografik_Ancaman PHK Industri Tekstil
Infografik_Ancaman PHK Industri Tekstil (Katadata/ Nurfathi)

Beda Data PHK Kemnaker vs Apindo

Amerika Serikat dan Eropa, dua wilayah tujuan ekspor tekstil RI, sedang mengalami perlambatan ekonomi bahkan resesi. Krisis energi dan pangan, yang salah satunya karena invasi Rusia ke Ukraina, telah memicu kenaikan inflasi. 

Dana Moneter Internasional alias IMF memproyeksi, dampak dari kondisi tersebut adalah pada 2023 ekonomi global akan merosot. Angkanya di 2,7%, jauh di bawah realisasi 2021 yang mencapai 6%. 

Namun, negara berkembang yang ekonominya tidak terlalu bergantung pada ekspor, diprediksi tidak terdampak parah. India dan Indonesia, negara-negara dengan konsumsi domestik tinggi pertumbuhan ekonominya masih positif pada 2023. 

Permintaan yang menurun ke negara-negara maju, menyebabkan utilisasi mesin produksi industri padat karya rendah. Hal inilah yang memicu perusahaan mengurangi tenaga kerja. 

Berdasarkan data Apindo, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta alas kaki mengalami penurunan permintaan pasar global sejak awal semester kedua 2022i. “Di dua industri ini terjadi penurunan order 30% sampai 50% untuk pengiriman akhir tahun sampai kuartal pertama 2023,” ucap Shinta. 

EKSISTENSI INDUSTRI FURNITUR DI TENGAH PANDEMI
Ilustrasi industri furntiur. (ANTARA FOTO/Aji Styawan/hp.)

Beban pelaku usaha semakin bertambah, menurut Shinta, dengan kehadiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 18 Tahun 2022 tentang penetapan upah minimum 2023. Dalam aturan ini, kenaikan upah minimum tidak lebih dari 10%. 

Jakarta, misalnya, kenaikannya sekitar 5,6% dan Jawa Tengah 8,01%. Shinta menyebut, kebijakan tersebut membuat para pengusaha sulit membayar pegawainya. “Mereka sudah jatuh terkena tangga pula. Jadi sudah sulit, tambah sulit,” katanya.

Dari data yang dihimpun Databoks, nilai perdagangan industri tekstil, furnitur, dan alas kaki sebenarnya lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Bahkan permintaan ekspor alas kaki dari Indonesia naik signifikan pada 2022 dibandingkan 2021. 

Namun, volume ekspor tekstil dan furnitur memang menurun, meskipun nilai perdagangannya naik. Kondisi tersebut mengindikasikan harga ekspor kedua produk tersebut mengalami kenaikan. 

Halaman:
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement