Sementara risiko gagal bayar utang AS emungkinan juga hanya bersifat jangka pendek dan tak terlalu dalam terhadap pasar keuangan. 

Konsumsi Rumah Tangga Menangkal Dampak Cina-AS

Kepala Ekonom BCA David Sumual juga lebih khawatir dengan dampak dari potensi perlambatan ekonomi Cina yang mungkin timbul akibat krisis Evergrande. Kondisi ini dapat memicu melemahnya ekspor yang kini sedang tumbuh kuat akibat berkah harga komoditas. 

"Efek perlambatan Cina menjadi yang paling mengkhawatirkan karena ekspor kita cukup besar ke negara tersebut," kata David. 

David memperkirakan harga komoditas akan melemah di sisa tahun ini. Selain efek perlambatan di Cina, harga komoditas juga sudah meningkat terlalu tinggi sejak tahun lalu sehingga akan ada normalisasi harga. 

Kinerja ekspor pada kuartal IV pun, menurut dia, tak akan sekuat kuartal kuartal ketiga. Meski demikian, kinerja ekspor tahun ini masih akan mencatatkan rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir. Neraca perdagangan sepanjang 2021 pun diperkirakan surplus mencapai lebih dari US$ 25 miliar. 

Ia memprediksi ekonomi pada kuartal keempat akan tumbuh lebih kuat meski kinerja ekspor melemah. Ekonomi tiga bulan ke depan akan didorong oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi pemerintah yang meningkat.

Menurut David, belanja masyarakat sudah mulai meningkat sejak Agustus dan September. Dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tak sesuram Pemberlakuan Sosial Berskala Besar (PSBB). Ia pun memperkirakan ekonomi pada kuartal ketiga tumbuh sekitar 4%, lebih baik dibandingkan perkiraan sebelumnya di kisaran 3%.

“Ekonomi kuartal keempat akan lebih kuat, pertumbuhannya kemungkinan sekitar 4% karena tidak ada low base effect,” kata dia. 

David memperkirakan, ekonomi sepanjang tahun ini dapat tumbuh di kisaran 4%. Perkiraan ini tak jauh berbeda dengan target yang dipatok pemerintah 3,7% hingga 4,5%. Pemerintah memperkirakan konsumsi rumah tangga tumbuh 2,2% hingga 2,8%. Investasi diprediksi tumbuh 4,7%-6,1%, konsumsi pemerintah tumbuh 3,9%-4,6%, ekspor tumbuh 11,7%-14,6%, dan impor tumbuh 12,2%-16%.

 

Tak hanya pada sektor riil, krisis Evergrande dan gagal bayar utang AS berpengaruh pada pasar keuangan. Kedua sentimen ini mendorong dana asing kabur dari pasar keuangan domestik dalam dua pekan terakir. Bank Indonesia mencatat, modal asing kabur Rp 5,92 triliun pada pekan lalu dan Rp 3 triliun pada pekan sebelumnya. Aksi jual dilakukan investor pada pasar surat berharga negara, sedangkan aksi beli neto masih dicatatkan investor di pasar saham.

Tekanan di pasar keuangan juga muncul dari rencana tapering off Bank Sentral Amerika Serikat yang kemungkinan terlaksana tahun ini dan dilanjutkan dengan kenaikan bunga. Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell pada pekan ini bahkan menyebut kenaikan suku bunga AS kemungkinan akan lebih cepat dari perkiraan. 

Meski demikian, kurs rupiah sepanjang bulan ini cenderung bergerak stabil pada kisaran Rp 14.200-Rp 14.300 per dolar AS. 

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto menilai sentimen Evergrande dan gagal bayar utang AS tak berpengaruh banyak pada kurs rupiah. Pergerakan nilai tukar  lebih banyak didorong sentimen tapering off Bank Sentral AS.

Dia menilai nilai tukar rupiah sejak pekan lalu cenderung masih stabil. Hal ini karena The Fed masih belum memberikan kepastian terhadap rencana tapering off meski sudah dipertegas akan dilakukan akhir tahun. Bank sentral AS itu kemungkinan baru akan mengumumkannya pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) awal November nanti.

Dampak dari krisis utang pemerintah AS juga diramal akan mirip seperti Evergrande, hanya bersifat sementara. Ia memperkirakan rupiah kemungkinan bergerak melemah hingga akhir tahun, namun tiak terlalu signfikan. Rupiah diramal akan mencapai target pemerintah di kisaran Rp 14.300 per dolar AS sekalipun terus dibayangi sentimen-sentimen tersebut.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement