Bisnis Kilang Minyak di Indonesia Sangat Menjanjikan

Anggita Rezki Amelia
1 Agustus 2017, 14:12
Mohamad Rusydi
Katadata

Kalau mau mengharapkan pasokan dalam negeri kan sudah terbatas. Jadi harus ada pasokan yang bersifat jangka panjang seperti dari luar negeri.  Hal itu juga tidak mudah mendapat pasokan minyak mentah dari luar negeri, harus punya suatu jaringan khusus.

Selain itu masalah pembeli (offtaker). Pemerintah sebenarnya sudah mengeluarkan insentif sehingga investor kilang dapat mendistribusikan langsung secara nasional. Ini terobosan baru sehingga tidak  semua harus satu pintu lewat PT Pertamina (Persero). 

Jadi, bisa membuat jaringan distribusi lokal sendiri. Apalagi sudah bisa ekspor dan masuk Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Artinya, bisa ekspor hasil kilang itu ke Thailand atau Filipina.

Bagaimana dengan pembangunan kilang PGRC? 

Membangun kilang dengan konsep nilai tambah (added value) yaitu mengajak mitra strategis. Sehingga kilang bisa selesai dengan nilai keekonomiannya tinggi dan tepat waktu serta teknologi yang paling canggih.

Kami menggunakan teknologi kilang tiga dimensi yang siap dibangun sebelum bentuk fisiknya. Kilang fisik nanti berkapasitas 300 ribu barel per hari (bph). Dengan teknologi ini diharapkan proyek kilang tersebut bisa efisien dan menghemat biaya. Alhasil, memberikan pengembalian (return) yang sangat menarik kepada investor.

Apakah PGRC fokus membangun kilang di Tanjung Api-Api?

Sebenarnya waktu mengajukan pembangunan​ kilang ini lokasi di Tanjung Api-Api. Namun PGRC harus siap juga dengan Plan B kalau seandainya di Tanjung​ Api-Api itu secara teknis dan nonteknis tidak siap.

Apakah sudah ada lokasi alternatifnya?

Yang jelas kilang itu tetap dibangun di Indonesia.

Bagaimana pembebasan lahan di Tanjung Api-Api?

Untuk KEK di Tanjung Api-api, pembebasan lahannya itu ada satu ketentuan, kami tidak bisa melakukan sendiri. Jadi mengharapkan badan pengelola KEK Tanjung Api-Api​ yang membebaskan lahan. Kami mengharapkan bisa bebas seluas 850 hektare.

Kapasitasnya 30 juta barel. Tujuannya menambah cadangan energi di Indonesia. Nanti pasokan tangki bisa dari mana-mana. Jadi kayak semacam warehouse, pergudangan, penimbunan minyak internasional.

Dari mana pasokan minyak untuk kilang itu?

Kami rencanakan pasokan​ dari Iran. Namun, sebagai langkah mengurangi risiko juga, suplai tidak hanya dari satu negara misalnya bisa diambil dari Irak.

Kapan waktu groundbreaking kilang?

Rencana groundbreaking setelah lokasi beres (clear). Jadwal selesainya tiga tahun setelah pembangunan fisik dimulai.  Pembangunan fisik itu diharapkan bisa di akhir 2018. Namun tergantung kesiapan di lapangan.

Yang pasti kami punya jadwal yang harus dikejar. Jadi kalau terjadi apa-apa, kami sudah siap dengan Plan B. Yang jelas kilang itu tetap dibangun di Indonesia. Jadi kalau sampai akhir tahun tidak siap, kami harus siap pindah ke lokasi lain.

Berapa nilai investasinya?

Investasinya 10 miliar euro karena ada tiga komponen yang dibangun, yakni kilang, petrokimia, dan cadangan strategis. Nanti  produk kami itu bisa BBM standar Euro 5.

Siapa saja anggota konsorsium PGRC?

Saat ini konsorsium kami terdiri dari beberapa perusahaan seperti dari Brisbane Penanaman Modal (Australia), PT Manajemen Asia Umum (GMA), PT Toman Pare, Anglo Energi Refining Group (Inggris), PT BCI Zawar Indonesia, dan beberapa mitra lainnya. 

Kami juga memiliki mitra strategis, antara lain, Dassault Systemes, TechnipFMC, JGC, Tripatra, Rekayasa Industri, NICC, Control Systemes, International Paint. Namun juga membuka investor lain.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...