Kami Belum Pakai Uang IPO, tapi Performa Sudah Tumbuh

Sorta Tobing
27 Desember 2021, 10:23
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin
Katadata/Ilustrasi: Joshua Siringo-Ringo
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin.

Ada yang wajib, ada yang tidak. Jadi yang mandatory adalah yang mendapatkah saham di bawah harga IPO saat enam bulan sebelum registrasi pertama (IPO). Daftarnya semua ada di prospektus. Hanya 4,5% yang didilusi oleh yang IPO.

Jadi, investor yang lockup, cuma dapat jatah 10% melepas saham?

Iya, mereka menyetujui melepas 10%. Ini voluntary. Kalau mandatory ada investor yang lockup 100%. Semua disebutkan di prospektus sehingga mereka terikat. 

Infografik_Rekor bukalapak di bursa saham
Infografik_Rekor bukalapak di bursa saham (Katadata)

Riset beberapa sekuritas besar memperoyeksikan harga saham BUKA sebenarnya di atas Rp 1.000. Tapi mengapa sampai hari ini harga saham BUKA masih di bawah harga IPO?

Dalam empat bulan, cash kami naik berpuluh-puluh kali lipat (jadi sekitar Rp 23 triliun). Pendapatannya naik. Labanya membaik. Semua matriks menunjukkan membaik.

Honestly, setiap hari ada puluhan ribu transaksi. Masing-masing punya alasan kenapa jual (saham). Alasannya banyak banget dan kalau kita analisis hanya satu bagian jadi tidak komprehensif. Jadi saya tidak mau berspekulasi. 

Jadi, tidak masuk akal saham BUKA turun terus?

Kami all commerce company. Kami fokus menyediakan platform jual-beli kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), baik online maupun offline. Fokus kami underserved market dan mitra Bukalapak. 

Kami tahu, mungkin kami bukan yang paling besar tapi ingin melayani yang terbaik untuk customer. Hari ini mitra kami tumbuh ratusan persen dan uang (hasil IPO) masih utuh, belum terpakai. 

Belum memakai uangnya, tapi performa kami sudah bisa tumbuh. Kami akan memakai uangnya when we think it’s proper for something we believe. Seperti pelor, belum dipakai tapi musuh sudah banyak yang mati. 

Pelornya akan dipakai untuk akusisi?

Garis besarnya ada empat yang ingin kami lakukan. Satu, memberikan akses pasar yang luas kepada UMKM. Kedua, memberikan dagangan atau inventory, baik barang atau jasa, yang lebih banyak kepada UMKM.

Ketiga, memberikan akses proses bisnis modern kepada UMKM. Keempat, memberika akses terhada Jasa keuangan dan permodalan. Jadi ini framework-nya.

Saat ini kami memiliki PT Bukalapak.com dan enam anak perusahaan. Uang hasil IPO 34% untuk anak usaha, kemudian 66% untuk Bukalapak. Kami tulis sebagai modal kerja. 

(Pada 23 Desember 2021, berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa/RUPSLB, Bukalapak mengubah alokasi dana IPO menjadi 33% untuk modal kerja perseroan, 34% untuk entitas anak, dan sisanya untuk pertumbuhan dan/atau pengembangan usaha perseroan dan entitas anak) 

Dengan uang kas Rp 23 triliun mungkin dapat dielaborasi perusahaan apa yang dicari Bukalapak?

Terus terang kami belum bisa bicara apa-apa. Semua yang kami lakukan akan dipertanggungjawabkan.

E-commerce sedang berkembang dengan cepat. Salah satu sektor yang menjanjikan adalah logistik dan bank digital. Bukalapak akan mengarah ke sana?

Sekarang pertanyaannya, haruskah kami punya semua? Hari ini semuanya ada di Bukalapak. Logistik, financial services, investasi, pinjaman ada, tapi bekerja sama dengan pihak lain. 

Kalau kami melihat ada yang masuk akal dan bisa melakukan lebih baik bersama pihak lain, ya mungkin kami akan open minded untuk berinvestasi bersama. 

Jadi, kalau ada peluang, pasti kami akan mengkajinya, melihat value-nya apa. Proses ini membutuhkan waktu. 

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...