Cerita James Prananto Bangun Kopi Kenangan hingga Ekspansi Global

Intan Nirmala Sari
9 Januari 2022, 10:35
Co-Founder Kopi Kenangan, James Prananto
Katadata
Co-Founder Kopi Kenangan, James Prananto

Kemenparekraf mencatat, selain HaKI, tantangan bisnis kuliner yakni menjaga konsistensi rasa ketika memiliki banyak gerai. Bagaimana Kopi Kenangan mengatasinya?

Pertama, kami bukan waralaba. Kami miliki dan operasikan sendiri. Alasan sejak awal kami tidak mau waralaba karena setiap toko berbeda-beda operasinya. Dengan kami jalankan sendiri, itu sudah membantu dari sisi konsistensi.

Kedua, kami ada Kenangan Academy yang kami launch pada Agustus 2020. Ini tempat training barista. Tahun ini, kami training 1.985 barista, pada 2022 kami target 2.000-2.300 barista.

Tantangan lainnya?

Masih pandemi kalau pada tahun depan (2022). Karena pandemi, perilaku konsumen berubah.

Investor juga menyebut, salah satu tren menarik di startup kuliner adalah penggunaan big data untuk memahami permintaan konsumen. Teknologi apa saja yang digunakan Kopi Kenangan?

Aplikasi. Konsumen bisa pre-order. Kalau langsung, antreannya biasanya panjang. Atau, sebelum sampai outlet, mereka juga bisa pesan. Dan tentunya, data. Kami punya 1,8 juta pengguna di aplikasi Kopi Kenangan. Basicly, dengan data-data itu kami memberi offering yang lebih terkostumisasi.

Apa rencana bisnis Kopi Kenangan lainnya di 2022? 

Chigo, Brand Ayam Goreng Kopi Kenangan
Chigo, Brand Ayam Goreng Kopi Kenangan (YouTube-Kopi Kenangan)

 

Cerita Roti, Chigo, Kenangan Manis, itu brand yang kami buat sendiri. Cerita Roti kami launch karena temannya kopi. Sekarang sudah ada di hampir 500 toko Kopi Kenangan. Chigo di 40 gerai. Kenangan Manis baru di 10 toko.

Di 2022, apakah akan ada makanan baru?

Belum tahu. Tapi kami melihat banyak pertumbuhan dari brands ini. Cerita Kita karena Kopi Kenangan target 1.000, ke depan ya akan di 1.000 itu. Chigo target 200-250 toko, Kenangan Manis maunya di 500 toko Kopi Kenangan. Produk-produk ini masih baru, potensi tumbuhnya masih besar.

Pendapatan dari Cerita Roti, Chigo, dan lainnya bagaimana?

Saya tidak bisa ungkap rinci angkanya. Yang saya bisa sampaikan, Chigo dan Cerita Roti lumayan ada efeknya buat Kopi Kenangan. Meanwhile, Kenangan Manis karena masih 10 toko, tentunya masih kecil.

Prospek Kenangan Heritage?

Kami tidak akan expand banyak. Di Indonesia, mungkin hanya 1 -2 toko. Ini lebih memperlihatkan komitmen kami terhadap kopi Indonesia. Kami mau buat tempat kopi kenangan yang bisa dinikmati. Ada budaya Indonesia.

Di sana, konsumen bisa pilih kopi dari beberapa daerah dan bisa roasting langsung. Selain itu, kami akan bikin (puris), kalau di bar itu mixologist, kami itu cocktail coffee. Jadi ini passion project kami. Kami mau punya tempat yang bisa untuk dukung budaya kopi Indonesia.

Target market Kenangan Heritage?

Konsumen kami dari semua range. Kalau Heritage agak singular, mungkin lebih ke menengah. Dari sisi harga, Kenangan Heritage lebih mahal dibandingkan yang biasa, tetapi kalau dibanding yang lain masih sama.

Rencana IPO?

IPO paling cepat di 2023. Untuk dana, kami belum tahu. Tapi kalau untuk pendanaan terakhir US$ 90 juta. Dana ini yang pasti untuk ekspansi toko, ke pasar internasional, dan merek yang bukan dari Kopi Kenangan seperti Chigo.

Tentu kami ingin membawa brand Indonesia untuk lebih besar. Ini kenapa kami memikirkan ekspansi ke internasional. IPO salah satu validasi.

Ada rencana IPO di luar negeri?

Kami tidak bisa sampaikan. Startup, setiap tahun perubahan cepat. Jadi, kami masih tahu. Mungkin setahun berikutnya sudah ada gambaran jelas.

Kebutuhan pendanaan?

Ini seri C. Sebelumnya ada seri A dan B, kami sudah meraih hampir (US$ 37 juta). Dengan tambahan ini hampir (US$ 250 juta). Jadi, (cash pool sheet) kami masih kuat.

Ada rencana buka pendanaan tahun 2022?

As optional, we do have of plan yetBut again, there is something in that’s very full it.

Target Kopi Kenangan 3 - 5 tahun?

Kami target ke internasional. Kalau hanya menang di Indonesia, kami ingin brand besar sebagai global. Jadi di luar negeri pun sukses. Bukan hanya brand, tetapi juga kopi Indonesia. Kenapa ingin masuk pasar luar negeri? Bicara Thai Tea, semua orang tahu itu dari mana. Sebenarnya kopi susu gula aren kan Indonesia. Kami mau bawa ini ke luar negeri dan mereka tahu ini dari mana.

Penggunaan biji kopi paling banyak dari mana?

Dari beberapa daerah misalnya, Flores. Ada empat region Sidikalang, Aceh, Flores, dan Banjar negara. Kami launch yang light series, karena kami tahu ada konsumen yang tidak bisa minum kopi. Kami kerja sama dengan Mikael Jasin.

Ada rencana sasar pasar Amerika dan Eropa?

Kami sasar Asia Tenggara dulu, baru melihat pasar yang lain.

Bill Gates memperkirakan, dunia virtual atau metaverse tren dalam dua-tiga tahun. Sedangkan Baidu Cina memprediksi baru tren enam tahun ke depan. Bagaimana Kopi Kenangan melihat tren bisnis kuliner, khususnya kopi, di era metaverse?

Di Indonesia ada lag. Kalau dua-tiga tahun di AS, ya itu di sana. Kami sekarang belum tahu bakal bagaimana, tapi ada banyak peluang yang menarik. Sebagai startup dan perusahaan muda, kami coba to be as much as we can dan mengikuti tren konsumen.

Misalnya, dulu Kopi Kenangan hanya kopi, kini kami tambahkan produk lain seperti Thai Tea, Milk Tea, dan Boba. Jadi yang kami perhatikan pertama itu konsumen. Begitu metaverse masuk Indonesia, kami lihat konsumen bagaimana. We would adjust dan ke sana.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...