Indonesia dan Cina Bisa Sinergikan Poros Maritim Dunia

Redaksi
Oleh Redaksi
18 November 2022, 07:00
Djauhari Oratmangun
Ilustrator: Joshua Siringo Ringo | Katadata
Duta Besar Indonesia untuk Cina

Ini semua yang kita tumbuh kembangkan. Karena ini juga yang membuat Cina bisa leapfrogging dalam 20 tahun. Kita ingin juga Indoensia bekerja sama, berkolaborasi, tidak hanya dengan Cina, tapi juga pemain-pemain global lainnya.

Sebelum pandemi, kita mengalami defisit neraca dagang dengan Cina. Setahun terakhir terlihat ada peningkatan yang cukup signifikan ekspor Indonesia ke Cina. Bagaimana Anda melihat perkembangan ini?

Pertama, saya melihat ada hubungan dan komunikasi yang baik antara kedua presiden sehingga terefleksikan di banyak bidang. Di masa menghadapi Covid-19, kita kerja sama vaksin, medical equipments, dll. Selama dua tahun ini mereka berkomunikasi secara telepon delapan kali dan terakhir kunjungan Presiden Jokowi bulan Juli. Dari hubungan yang baik itu diejawantahkan oleh menteri-menteri terkait.

Kedua, pelaku-pelaku ekonomi kita. Saya berinteraksi banyak dengan mereka, pelaku-pelaku ekonomi yang sudah punya attitude global karena bisa menembus pasar Tiongkok, gak mudah-mudah amat juga. Waktu saya masuk ke sana itu 2018, volume perdagangan ekspor-impor dua negara menurut data dari China Customs US$ 78,6 miliar. Kita ranking kelima di ASEAN.

Ada comprehensive strategic partnership dengan Cina sejak 2013. Saya berpikir, kok comprehensive strategic partnership tidak terefleksikan di angka-angka perdagangan maupun investasi. Di situ lah kami mulai berkoordinasi dengan Jakarta, bagaimana, saya kasih istilah, menggempur pasar Tiongkok.

Hal yang sama kami sampaikan juga ke Cina. Kita ini sahabat, mestinya ada perlakuan khusus sehingga angka-angkanya meningkat.

Bagaiamana hasilnya?

Puji Tuhan, syukur alhamdulillah, pada tahun lalu, nilai perdagangan antara kedua negara sudah di atas US$ 120 miliar, naik kurang lebih 50 %. Ekspor kita naik 70 %, karena itu surplus.

Tahun ini, Januari–September, data dari China customs, nilai perdagangan kedua negara US$ 110,2 miliar. Dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama sudah meningkat 29,2 %. Sementara ekspor kita meningkat di atas 30 %. Ini belum akhir tahun, sudah ada surplus yang signifikan.

Jadi saya berharap akhir tahun ini, kalau melihat tren peningkatan sekitar US$ 10 miliar per bulan, paling tidak bertambah US$ 30 miliar lagi sehingga bisa reach kurang-lebih US$ 140 miliar.

Kita harus berterima kasih kepada pelaku-pelaku ekonomi kita, begitu juga berbagai kemudahan-kemudahan yang kita negosiasikan dengan Cina sehingga bisa diberikan.

Kemarin saya menyaksikan penandatanganan pembelian 2,5 juta ton palm oil dan produk-produk turunannya dari Indonesia. Nilainya sekitar dua koma sekian miliar dolar AS. Ini sebagai tindak lanjut kunjungan Presiden ke Beijing bulan Juli yang lalu. Itu di bidang perdagangan.

Berikutnya investasi. Arus investasi, realisasinya sangat signifikan. Tahun lalu, realisasi investasi US$ 4,6 miliar. Tahun ini baru sampai September sudah US$ 5,2 miliar. Saya kira banyak announcement selama G20 ini. Tiongkok sekarang investor terbesar kedua di Indonesia. Pertama Singapura, ketiga itu Hong Kong.

DUBES RI SOSIALISASIKAN KTT G20 DAN PARIWISATA
DUBES RI SOSIALISASIKAN KTT G20 DAN PARIWISATA (ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie/hp.)

Bisa dirinci, sektor-sektor mana yang jadi minat dari investor Cina, Pak?

Pertama bidang health infrastructure. Beberapa waktu lalu baru meresmikan kerja sama. Karena kita sadar dengan satu virus saja ekonomi global collapsed. Jadi di health infrastructure ada vaksin di dalamnya, supply chain, obat-obatan, medical equipments.

Juga menjadikan Indonesia sebagai hub?

Right. Itu kesepakatan bersama.

Di bidang transformasi digital, ini akan membuat Indonesia leapfrogging. Nilai transaksi digital kita pada 2020 sekitar US$ 40-an miliar. Kita diprediksi di 2030 itu US$ 300-an miliar, 2025 itu US$ 130–150 miliar. Kita terbesar di ASEAN. Dan banyak dari mereka juga bekerja sama dengan Cina.

Berarti sejalan antara agenda di G20 ini dengan investasi yang mengalir. 

Sejalan. Contoh, kita melarang ekspor nikel, lalu kita ekspor produk-produk turunannya. Nilai tambahnya luar biasa. Sekarang kita melangkah lagi lebih maju dari itu. Karena itu lah tingkat pertumbuhan ekonomi kita di triwulan ini bisa di atas 5,7 %.

Ke depan, apa lagi yang bisa jadi kesempatan? Ada kebijakan-kebijakan atau program baru yang bisa terus berlanjut?

Terkait dengan Cina, tourism economy. Itu kontribusinya signifikan juga sebelum Covid-19 ke GDP kita. Sekarang sudah terbuka lagi. Covid-19 mulai tertangani. Lihat Bali sekarang ini. Sebelum Covid-19, turis Cina di atas dau juta yang ke sini. Itu harus kita bina, tourism dan creative economy, karena ini menyatu. Kalau kita bisa laksanakan dengan baik, itu akan berkontribusi secara signifikan ke GDP kita.

Di mata Cina, bagaimana mereka melihat posisi dan peran Indonesia, dari sisi ekonomi maupun geopolitik saat ini dan kedepannya?

Mereka melihat Indonesia sebagai partner sejajar. Itu pengalaman saya di sana selama bertugas sebagai duta besar. Dan itu terefleksikan juga pada saat pertemuan tingkat menteri maupun pada tingkat kepala negara. Percakapan yang terjadi adalah percakapan antarsahabat pada kedudukan yang sama. Mereka butuh kita. Tahun depan kan kita akan jadi ketua ASEAN.

Bukan hanya ASEAN-nya, tapi ASEAN plus. Lebih dari delapan partner karena Uni Eropa juga sudah. Ini suatu momentum yang luar biasa juga. Momentum ini tetap dipertahankan dan ditumuhkembangkan, sebagai ketua ASEAN pada 2023. Kalau bisa kita sinergikan, saya kira 2030 akan menjadi sesuatu yang luar biasa buat Indonesia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...