Kurangi Sampah Plastik, Apeksi Beberkan Beberapa Tantangan

Muhamad Fajar Riyandanu
29 Mei 2022, 07:18
sampah plastik, asosiasi, penggusaha, apeksi, pengelolaan sampah, pengolahan sampah
ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/rwa.
Relawan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) mengaitkan botol plastik bekas saat pembuatan instalasi gua plastik di Kelurahan Tempurejo, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (19/3/2022). Instalasi gua plastik yang terbuat dari 3.370 botol plastik bekas hasil pungutan dari Sungai Brantas tersebut bertujuan untuk mengampanyekan bahaya penggunaan plastik sekali pakai yang mengotori sungai-sungai Indonesia.

Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia atau Apeksi mengingatkan pemerintah untuk terus terlibat dalam penanganan dan pengolahan sampah plastik. Asosiasi juga berupaya mendorong potensi pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM ramah lingkungan. 

Hal itu dibahas dalam lokakarya rangkaian HUT Apeksi ke-22 di Bandar LampungSabtu (28/5). Forum tersebut, mayoritas dihadiri oleh para Kepala Dinas Perindustrian dan Kepala Dinas UMKM dari seluruh anggota Apeksi.

Advertisement

Direktur Eksekutif Center for Southeast Asian Studies atau CSEAS, Arisman menyadari bahwa proyek penanggulangan sampah, terkhusus sampah plastik yang merupakan program jangka panjang. Untuk itu, diperlukan kerja sama dan konsistensi antar lembaga.

Dia menambahkan, Pemerintah tingkat lokal baiknya mengajak pihak industri untuk secara bersama menyelesaikan persoalan sampah plastik. Selain itu, pemerintah dinilai perlu membangun kepercayaan kepada pihak industri, bahwa program atau paket kebijakan yang progresif terhadap lingkungan tidak mengganggu bisnis mereka.

"Langkah pendek sepertinya enggak ada ya. Ini langkah perjalanan, pola pikirnya harus diubah. Mungkin bisa edukasi ke industri lokal dan kecil, minimal mengurangi penggunaan plastik karena menghilangkan itu memang sulit," kata Arisman.

Berdasarkan laporan Minderoo Foundation Mei 2021, setiap warga Indonesia menghasilkan sembilan kilogram (kg) sampah plastik sekali pakai. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan buangan sampah plastik sekali pakai per kapita terbesar keenam di Asia Tenggara pada 2019, setara dengan Filipina.

Sementara itu, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina menyampaikan untuk mengurangi penggunaan plastik di wilayahnya. Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin mengadakan Program Pasar Bebas Plastik yang dimulai sejak akhir 2021. Program tersebut dilakukan di dua pasar tradisional, yakni Pasar Pandu dan Pasar Pekauman.

"Harus ada tindakan konkret yang dilakukan hari ini," kata Ibnu saat menyampaikan presentasinya.

Di samping itu, dibutuhkan juga kerja sama untuk menggerakkan minat, inisiatif dan kepedulian masyarakat terhadap potensi bahaya dari penggunaan plastik secara berlebihan. Jika ketiga hal tersebut sudah terbentuk dan dilakukan secara konsisten, Ibnu menilai program tersebut akan tumbuh menjadi budaya yang tak akan hilang, meskipun wali kota dan kepala dinas berganti.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement