Menjelajah Web3, Generasi Baru Internet Melibatkan Dunia Kripto

Amelia Yesidora
30 Juni 2022, 08:55
Web3, Web 3.0, internet, educate me, istilah ekonomi, digital
Zipmex

Perkembangan internet telah menyentuh generasi ketiga, yakni Web 3.0 atau disingkat Web3. Awalnya internet diciptakan pada 1990-an dengan nama Web1.0, dengan sifat terbuka dan desentralisasi. Sejak 2000-an hingga sekarang, internet yang kita gunakan adalah Web2.0, di mana perusahaan teknologi besar memiliki pengaruh besar dan infrastruktur dalam sebuah situs.

Pada Web3, seluruh data akan saling berhubungan dengan sistem terdesentralisasi. Inilah yang membedakan dengan Web2.0 yang menyimpan data di satu repositori terpusat.

Istilah tersebut sudah ada sejak lama, namun istilah Web3 kembali muncul dalam setahun terakhir. Adapun NY Times mencatat, kemunculan kembali istilah Web3, sebagian terjadi karena beberapa hal, seperti hype, bagian dari pemasaran, serta kecenderungan rasa takut ketinggalan hal baru atau fear of missing out (FOMO). 

Awal Kemunculan Web 3.0

Web 3.0 diciptakan oleh co-founder Ethereum, Gavin Wood, pada 2014 sebagaimana dilansir dari CNBC Internasional. Kerap disingkat dengan Web3, istilah tersebut muncul dari visi Wood terhadap masa depan internet sebagai penerus dari Web 1.0 dan Web 2.0.

Menurutnya, Web3 adalah internet yang bergerak dengan sistem desentralisasi dan menerapkan demokrasi. Dengan begitu, pemain besar dunia maya seperti Amazon, Microsoft, bahkan Google, tidak mendominasi.

Dominasi Web 2.0 saat ini memungkinkan adanya monopoli di layanan internet. Untuk itu, Wood menilai bila terjadi suatu kesalahan, maka akan berdampak ke banyak orang. Dia juga menyoroti kepercayaan pengguna internet terhadap pihak yang berada di balik layanan, termasuk pemilik perusahaan yang menjalankan layanan.

Menurut data Semrush, jumlah lalu lintas pengguna di situs Google, Amazon, Youtube, dan Facebook melebihi gabungan semua situs peringkat lima hingga 20. Hal ini membuktikan bahwa monopoli layanan internet, membuat pengguna hanya mengakses situs yang sama, alih-alih situs lain yang tersedia di internet.

Adanya sistem sentralisasi yang digunakan raksasa internet tersebut, memantik Wood untuk menyoroti kepercayaan pengguna internet. Menurutnya, pengguna mau tidak mau harus percaya bahwa layanan tersebut akan menjaga data pribadinya dipegang secara sepihak.

“Jadi kita agaknya merancang diri kita ke dalam versi dystopian dari dunia ini,” kata Wood dalam webcast bertajuk Beyond the Valley.

Sebagai informasi, Web 1.0 atau Web1 awalnya adalah proyek pemerintah Amerika Serikat bernama Advanced Research Projects Agency Network (ARPANET) yang muncul pada 1968. ARPANET bergerak sebagai jaringan kecil yang menghubungkan pemerintah dan ilmuwan dari beberapa universitas di sana. Konsep world wide web baru muncul dari seorang ilmuwan komputer, Tim Berners-Lee.

Pada saat itu, Web1 hanya bisa diakses segelintir orang dan informasi yang dihasilkan kebanyakan berasal dari beberapa perusahaan. Mengutip Pintu, generasi Web1 masih bersifat kaku, statis, dan interaksi hanya read-only. Dengan begitu, pengguna Web1 pada era tersebut hanya bisa menggunakan internet untuk membaca dan mencari informasi

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...