Nasib Saham Ritel Tahun Ini Bergantung pada Aturan PPKM
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya menilai, dampak pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan terberat industri ritel tahun ini. Apalagi, pemerintah kembali menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sekala mikro di seluruh Indonesia per 1 Juni 2021.
“Kami percaya dampak Covid-19 masih dirasakan secara luas meskipun lalu lintas ke peritel pulih cukup signifikan dari level terendah selama pandemi awal,” kata Christine kepada Katadata.co.id beberapa waktu lalu.
Perpanjangan aturan PPKM dari pemerintah semakin memperpanjang krisis dan menjadikan tantangan bagi industri ritel tahun ini. Ditambah lagi, perilaku konsumen turut mengalami perubahan. Pada saat yang sama, peritel dan produsen juga menyesuaikan diri menyikapi dampak pandemi dan beradaptasi dengan aturan PPKM.
Untuk tahun ini, emiten sektor ritel diyakini masih akan melakukan efisiensi dengan mengontrol biaya secara ketat. Itu termasuk menekan biaya tenaga kerja, perjalanan bisnis, serta biaya sewa selama penerapan PPKM yang terbaru.
“Pendekatan manajemen yang fleksibel sangat penting untuk mengendalikan biaya tenaga kerja, biaya sewa dan area yang tidak menghasilkan pendapatan,” ujarnya.
Ke depan, Christine menekankan kalau PPKM akan berperan besar terhadap prospek kinerja penjualan ritel. Meskipun, secara bertahap lalu lintas penjualan ritel mulai kembali. Untuk itu, prospek saham ritel tahun ini cenderung netral, berkaca dari tren daya beli masyarakat yang belum pasti.
Di samping itu, Christine belum melihat dampak paket stimulus dari pemerintah secara signifikan mampu meningkatkan belanja penduduk berpenghasilan rendah di sisa 2021. Meskipun begitu, dia memperkirakan lalu lintas penjualan ritel secara bertahap akan membaik di semester kedua tahun ini, seiring program vaksinasi.