Fintech Kredivo Pertimbangkan IPO di Dua Bursa, Ini Proyeksi Analis
Kredivo tengah mempertimbangkan rencana melantai atau initial public offering (IPO) di dua bursa. Tahap awal, perusahaan platform kredit digital itu akan menjadi perusahaan publik di bursa Amerika Serikat (AS), Nasdaq awal tahun depan.
“Mempertimbangkan kebutuhan capital (modal), kami memilih bursa efek yang deep di Nasdaq. Kami juga pertimbangkan listing di Indonesia dan itu tidak menutup kemungkinan,” kata Co-Founder dan CEO FinAccel Akshay Garg dalam konferensi pers virtual, Selasa (3/8).
Ke depan fokus Kredivo akan mengacu pada tiga prioritas yakni pengembangan produk, ekspansi ke pasar lain di Asia Tenggara dan menyasar lini bisnis lain. Melalui langkah IPO diharapkan perusahaan bisa melayani masyarakat memperoleh akses ke perbankan atau underbank.
“Sekarang secara resmi kami memiliki penilaian di publik, kami unicorn dan itu bisa dipertimbangkan,” ujarnya.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai secara histori pergerakan saham-saham IPO, mayoritas akan menguat dalam beberapa hari. Potensi tersebut juga memungkinkan terjadi jika Kredivo jadi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Untuk prospek saham Kredivo, menurutnya masih terdapat pro kontra terkait valuasi perusahaan dan bagaimanan skema penjatahannya. Namun jika dilihat dari sisi industri William menilai prospek saham Kredivo akan menarik bagi pelaku pasar di Tanah Air.
“Industrinya termasuk dalam kategori digital dan sedang trending belakangan ini, jadi akan menarik bagi pelaku pasar,” kata William kepada Katadata.co.id, Rabu (4/8).
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama melihat kemungkinan Kredivo melantai di BEI bisa menjadi sentimen positif bagi perusahaan teknologi keuangan atau fintech itu. Apalagi, pelaku pasar Tanah Air cukup merespons positif langkah sinergi perusahaan jasa keuangan dengan teknologi akhir-akhir ini.
“Dari sisi industri saat ini cukup baik. Meskipun persaingan akan semakin ketat, namun bertambahnya leverage diharapkan dapat bantu emiten membesarkan skala pasar,” ujar Okie kepada Katadata.co.id hari ini.
Okie juga menambahkan, komitmen Bank Indonesia (BI) untuk mendorong kredit bakal menjadi katalis positif bagi perusahaan jasa keuangan tahun ini. Ditambah lagi, saat ini dia menilai banyak masyarakat dan sektor usaha yang belum bankable.
“Tentu ini dapat menjadi peluang baik yang dapat dimanfaatkan,” katanya.
Rencana IPO Kredivo bakal dieksekusi usai induk usahanya FinaAccel diakuisisi perusahaan investasi global AS yakni VPC Impact Acquisition Holdings II (VPCB). Melalui penggabungan bisnis, diperkirakan valuasi ekuitas pro-forma akan mencapai US$ 2,5 miliar atau setara Rp 36,25 triliun dengan asumsi tidak ada penebusan.
Pada Selasa (3/8) FinAccel mengumumkan kalau pihaknya dan VPCB selaku special purpose acquisition company (SPAC) yang didukung Victory Park Capital (VPC) memasuki tahap perjanjian definitif untuk penggabungan bisnis atau merger.
Penggabungan tersebut direncanakan selesai paling lambat kuartal pertama 2022. Vice President Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari mengatakan transaksi tersebut mampu menghasilkan lebih dari US$ 430 juta dana tunai pada neraca keuangan perusahaan gabungan. Di mana, kontribusi US$ 256 juta secara tunai telah masuk dalam rekening perwalian VPCB, dengan asumsi tidak ada pemegang saham VPCB yang menebus sahamnya.
Selanjutnya, sebanyak US$ 120 juta dana tunai akan diperoleh dalam bentuk private placement (PIPE) yang dipimpin oleh Marshall Wace, Corbin Capital, SV Investment, Palantir Technologies, Maso Capital, dan sponsor VPC. Itu bersamaan dengan tambahan komitmen ekuitas sebesar US$ 55 juta dari investor terdahulu yakni NAVER (melalui NAVER Financial) dan Square Peg.