Tiga Dekade Indo Tambangraya di Indonesia, Bisnis Makin Menggurita

Amelia Yesidora
21 Desember 2021, 09:35
Tiga Dekade Indo Tambangraya di Indonesia, Bisnis Makin Menggurita
Indo Tambangraya Megah
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)

Sepanjang 34 tahun menambang emas hitam di Indonesia, kinerja perusahaan batu bara Indo Tambangraya Megah terbilang baik. Bahkan di tahun ini, laba emiten pertambangan tersebut naik lebih dari enam kali per September 2021 dibandingkan tahun lalu. 

Berdasarkan laporan keuangannya, perusahaan batu bara berkode saham ITMG itu membukukan laba periode berjalan meningkat 602,7 % menjadi US$ 271,5 juta atau setara Rp 3,8 triliun per September 2021. Capaian tersebut didukung  pendapatan bersih ITMG yang meningkat 51,8 % menjadi US$ 1,3 miliar atau setara Rp 18,6 triliun pada periode sama.

Dilansir dari keterangan resmi perusahaan, kenaikan harga batu bara global diklaim sebagai sumber kinerja positif ITMG dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Berdasarkan laman Ditjen Minerba, harga batu bara sempat menyentuh level puncak pada November 2021 ke level US$ 215 per ton atau setara Rp 3,1 juta per ton. Meskipun begitu, untuk Desember harganya menyusut menjadi US$ 159,8 per ton atau setara Rp 2,3 juta per ton. 

Kinerja Keuangan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (dalam US$ juta)

Keterangan9M20219M2020YoY (%)
Penjualan bersih $    1,323.34 $     871.8851.78%
Beban pokok pendapatan $     (792.29) $    (732.05)8.23%
Laba Periode Berjalan $       271.48 $        38.63602.77%
Total Aset $    1,509.50 $  1,158.6030.29%
Total Liabilitas $       471.63 $     312.3451.00%

Indo Tambangraya Gencar Aksi Korporasi

Indo Tambangraya Megah merupakan salah satu perusahaan energi di Indonesia, yang terintegrasi dengan kegiatan penambangan, pengolahan dan logistik. ITMG berdiri sejak 2 September 1987, dengan bisnis utamanya di bidang operasi pertambangan dan penjualan batu bara.

Untuk memulai tahap pra-produksi, ITMG mengakuisisi PT Indominco Mandiri sebagai anak perusahaan pada 11 November 1988. Proses pra-produksi kemudian dilakukan oleh PT Indominco Mandiri pada 1995. Tiga tahun berselang, yaitu di tahun 1998, perusahaan memulai kegiatan usaha komersilnya.

Mulanya, Indominco Mandiri melakukan kegiatan pertambangan melalui kerja sama dengan perusahaan pemerintah, PT Bukit Asam (PTBA). Kerja sama ini diikat dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKB2B) Nomor 097.B.Ji/292/U/90 tanggal 5 Oktober 1990. Konsesi lahan yang diberikan untuk eksplorasi ITMG sebesar 99.920 hektare.

Keadaan berubah ketika sebuah perusahaan dari Singapura, bernama Banpu Minerals mengakuisisi ITMG dan anak perusahaannya pada 2001. Meski perusahaan yang mengakuisisi ITMG berasal dari Singapura, induk perusahaan Banpu Minerals berada di Thailand. Perusahaan ini kemudian melebarkan sayapnya dengan mengakuisisi PT Bharinto Ekatama pada 2004 dan PT Jorong Barutama Greston pada 2007.

Di tahun yang sama, tepatnya pada 18 Desember 2007, ITMG melantai di Bursa Efek Indonesia. Pada penawaran saham perdana, ITMG melepas 20 % sahamnya atau 225,9 juta lembar dengan harga Rp 14.000 per lembar. Lewat aksi korporasi tersebut, emiten pertambangan itu mengantongi dana Rp 3,16 triliun.

Meski sukses di IPO, pada 2010, induk usaha ITMG, Banpu Minerals melepaskan 98,5 juta lembar saham atau 8,72 % dari total saham perusahaan, dengan tujuan divestasi. Alhasil, kepemilikan Banpu Minerals menjadi 65 %. Dari aksi korporasi tersebut, Indo Tambangraya Megah memperoleh dana Rp 3,5 triliun yang digunakan untuk memperbaiki neraca keuangan perusahaan. 

Dengan dana hasil divestasi, perusahaan mulai getol mendirikan anak usaha sejak 2014, dimulai dari PT ITM Indonesia dan PT Tambang Raya Usaha Tama. Tahun berikutnya, Indo Tambangraya mendirikan anak usaha bernama PT ITM Energi Utama dan PT ITM Batu Bara. Pada 2016, perusahaan ini mendirikan anak usaha bernama Banpu Power dengan kepemilikan saham 70 %. 

Setelah mendirikan anak usaha, ITMG kemudian melakukan akuisisi pada 2017 melalui PT Tepian Indah Sukses dan PT GasEmas dengan masing-masing kepemilikan saham 70% dan 75%. Sisa saham PT Tepian Indah Sukses kemudian diborong ITMG pada 2019, sehingga kepemilikannya menjadi 100 %.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...