Ada Lonjakan Omicron, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I Diramal 5%

Abdul Azis Said
6 Mei 2022, 11:34
Pertumbuhan ekonomi, inflasi, makro ekonomi, ekspor, investasi, konsumsi, covid-19, omicron
ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/nz
Pengunjung memmilih batik di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Kamis (5/5/2022). Sejak Rabu (4/5) Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta kembali membuka Pasar Beringharjo bagian barat hingga malam hari menyusul adanya pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat di Kota Yogyakarta.

Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2022 diramal beberapa ekonom akan positif, di rentang 4,85% - 5,04% secara year-on-year (yoy). Proyeksi tersebut berbalik, dibandingkan catatan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan kontraksi 0,74%.

Pemulihan ekonomi periode Januari-Maret 2022 diprediksi datang dari konsumsi yang menguat, meskipun pemerintah sempat memberlakukan pembatasan aktivitas alias PPKM pada Februari, akibat lonjakan Covid-19 varian Omicron.

Advertisement

Sejak awal 2022, sebaran kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Melansir Databoks, pada 5 Januari 2021, kasus Covid-19 varian Omicron mencapai 254 kasus. Berdasarkan data Newsnodes, jumlah itu sekaligus menempatkan Indonesia berada di peringkat ketiga tertinggi di Asia Tenggara. 

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,04%. Pemulihan ekonomi itu ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi dan net ekspor.

Konsumsi rumah tangga akan tumbuh 4,62% yoy. Sejumlah indikator utama menunjukkan kondisi solid, seperti mobilitas masyarakat, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), penjualan eceran, penjualan otomotif, pertumbuhan uang beredar (M2) dan inflasi dari sisi permintaan.

"Mobilitas masyarakat yang meningkat dibandingkan periode-periode sebelumnya, mengindikasikan bahwa belanja atau konsumsi masyarakat yang meningkat sejalan dengan pengendalian kasus Covid-19," kata Josua, Jumat (6/5).

IKK pada Maret juga masih tetap kuat sebesar 114,6 poin sekalipun terjadi penurunan dibandingkan akhir 2021. Penjualan eceran tumbuh 8,6%, dengan pertumbuhan uang beredar mencapai 13,3%. Inflasi inti yang mengindikasikan sisi permintaan pada kuartal I juga menunjukkan tren kenaikan, dengan laju 2,37%.

Di samping itu, investasi juga diperkirakan menjadi motor penggerak perekonomian di awal tahun ini dengan proyeksi pertumbuhan 5,93% yoy. Hal ini didukung oleh impor barang modal secara kumulatif pada kuartal I yang tumbuh 30,7% , penjualan alat berat tumbuh solid 148,8%. Investasi bangunan juga masih tetap solid, terindikasi dari penjualan semen yang tumbuh 15,2%.

"Peningkatan yang signifikan dari penjualan alat berat mengindikasikan investasi non-bangunan meningkat, sejalan dengan peningkatan kapasitas produksi, terutama sektor pertambangan merespon kenaikan harga komoditas global," kata Josua.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement