Sawit, Antara Energi dan Pangan

Arofatin Maulina Ulfa
11 Mei 2022, 20:43

Sawit menjadi komoditas andalan Indonesia. Berbagai produk turunan sawit dimanfaatkan di berbagai sektor, termasuk untuk pangan dan energi. Di sektor pangan, berbagai produk turunan sawit dihasilkan seperti minyak goreng, bahan baku mentega, dan lainnya. Sementara untuk kebutuhan energi, minyak sawit dimanfaatkan untuk mendukung program mandatori biodiesel nasional.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penggunaan Crude Palm Oil (CPO) di dalam negeri untuk kebutuhan biodiesel mencatatkan kenaikan tiap tahun. Angka estimasi penggunaan CPO pada 2022 mencapai 42,9 persen dari total pasokan dalam negeri, lebih tinggi dibanding 2021 yang mencapai 40,1 persen.

Adapun penggunaan CPO untuk pangan menunjukkan tren penurunan sejak tahun 2019. Di tahun tersebut, penyerapan CPO untuk industri pangan mencapai 58,9 persen. Jumlah ini menurun menjadi 48,4 persen pada 2021 dan diproyeksikan hanya mencapai 46,6 persen pada 2022.

Tren ini menunjukkan adanya risiko tarik-menarik antara kebutuhan sawit untuk pangan dan energi. Terlihat dari adanya kenaikan permintaan CPO sebanyak 14 persen per tahun di antara tahun 2018 hingga 2021, sejak program biodiesel diluncurkan. Sebagai bahan baku, pasokan CPO berpotensi mengalami kelangkaan di masa depan.

Tak hanya itu, penggunaan CPO untuk energi akan meningkatkan beban APBN. Mengingat selama ini program biodiesel mendapat dana subsidi dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Besaran subsidi ini juga cukup signifikan karena pada 2021 jumlahnya mencapai Rp 110 triliun.

Untuk mengantisipasi potensi tarik menarik pasokan CPO ini, berbagai langkah harus segera diterapkan oleh seluruh stakeholder terkait. Hal ini untuk menghindari risiko terganggunya ketahanan pangan dan ketahanan energi Indonesia di masa depan.

Reporter: Arofatin Maulina Ulfa
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami