PLTU Jawa 9 dan 10 Pakai Amonia dan Hidrogen Dukung Nol Emisi Karbon

Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU Jawa 9 dan 10 akan mengadopsi teknologi Ultra Selective Catalytic Reduction atau USCR dan menjadi pembangkit hibrida pertama yang menggunakan amonia dan hidrogen hijau dalam proses produksinya.
USCR merupakan teknologi untuk menurunkan nitrogen oksida dan nitrogen dioksida, dengan mengkonversikan molekulnya menjadi air dan nitrogen bebas.
Hal tersebut ditandai dengan nota kesepahaman atau MoU antara pemilik sekaligus operator PLTU Jawa 9 dan 10, PT Indo Raya Tenaga (IRT) dan perusahaan asal Korea Selatan Doosan Enerbility. Acara disaksikan oleh perwakilan pemerintah kedua negara dalam rangkaian Pertemuan Meja Bundar Bisnis KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, Kamis (7/9).
Presiden Direktur IRT Peter Wijaya mengatakan penggunaan amonia hijau dan hidrogen hijau bertujuan untuk mendukung kebijakan net zero emission atau nol emisi karbon.
"Dengan adanya teknologi itu, Jawa 9 dan 10 bisa dianggap sebagai pembangkit listrik hibrida yang menjadikan amonia sebagai bahan bakar hingga 60%. Hal itu sudah dikaji ulang dengan PLN Enjiniring dan hasilnya memuaskan," ujar Peter.
Peter menjelaskan kedua pihak akan melakukan studi bersama untuk mengembangkan peta jalan dan perencanaan atas permintaan dan rantai pasokan amonia di Indonesia. Menurut Peter, hingga saat ini, belum ada pembangkit yang menggunakan amonia hijau dan hidrogen hijau secara komersial.