IHSG Kembali ke Level 7.000 Pekan Ini, Volume Transaksi Anjlok
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat kembali berada di level psikologis 7.000, tepatnya 7.016 pada akhir perdagangan di pengujung pekan ini. Kinerjanya meningkat 0,49% sepanjang pekan, dibanding level sebelumnya, 6.982.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 18 - 22 September 2023, indeks saham ditutup bervariasi.
Kapitalisasi pasar tercatat meningkat 0,5% sepanjang pekan ini menjadi Rp 10.390 triliun dibanding kinerja pekan sebelumnya, Rp 10.339 triliun.
Kendati kinerja indeks saham meningkat, rata-rata volume transaksi harian bursa justru merosot drastis hingga 40,79% menjadi 17,28 miliar lembar saham dibanding 29,18 miliar lembar saham pada sepekan yang lalu.
Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa juga menyusut 2,07% menjadi 1.158.472 kali transaksi dibanding transaksi pada pekan lalu sebesar 1.182.973 kali.
Rata-rata nilai transaksi harian bursa pekan ini juga merosot 18,90% menjadi Rp 10,91 triliun dari nilai transaksi pekan sebelumnya, Rp 13,45 triliun.
Pada akhir perdagangan pekan ini, investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 314,19 miliar, dan sepanjang tahun 2023 investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 2.405 triliun.
Dari sisi instrumen surat utang, terdapat penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Pyridam Farma Tahap II Tahun 2023 oleh PT Pyridam Farma Tbk senilai Rp 400 miliar dengan jangka waktu dua tahun.
Hasil pemeringkatan PT Kredit Rating Indonesia untuk obligasi ini adalah irBBB+ (Triple B Plus). Sementara itu, PT Bank KB Bukopin Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.
Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2023 adalah 77 emisi dari 51 emiten senilai Rp 86,96 triliun. Dengan pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk tercatat di BEI berjumlah 528 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp 454,82 triliun dan US$ 47,5 juta, diterbitkan oleh 127 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai nominal Rp 5.536 triliun dan US$ 486,11 juta. EBA sebanyak 9 emisi senilai Rp 3,07 triliun.