Pengertian Perubahan Sosial Budaya dan Faktor Pendorongnya
2. Perubahan Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup terjadi ketika masyarakat mengubah cara hidup dan pola konsumsinya. Contoh konkretnya adalah masyarakat perkotaan yang semakin sibuk dan modern cenderung memilih makanan instan daripada makanan yang lebih sehat dan tradisional.
3. Perubahan dalam Nilai
Perubahan nilai terjadi ketika masyarakat mulai memperhatikan nilai yang berbeda dari nilai yang telah berlaku selama ini. Sebagai contoh, nilai keluarga yang kuat dan mementingkan kebersamaan dapat bergeser menjadi nilai individualisme dan kemandirian.
4. Perubahan dalam Teknologi
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mengubah cara orang berkomunikasi dan berinteraksi. Contohnya, penggunaan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan WhatsApp telah mengubah cara orang berkomunikasi, membangun hubungan sosial, dan mendapatkan informasi.
5. Perubahan dalam Hubungan Sosial
Perubahan dalam hubungan sosial terjadi ketika masyarakat mengubah cara berinteraksi dan membentuk hubungan sosial. Sebagai contoh, masyarakat yang semakin terbuka dan pluralistik cenderung membentuk hubungan sosial yang lebih inklusif dan toleran.
6. Perubahan Tata Cara
Perubahan tata cara muncul ketika masyarakat mengubah cara melakukan sesuatu. Ini bisa berupa cara berpakaian, cara makan, cara beribadah, dan cara bekerja. Perubahan ini bisa dipengaruhi oleh budaya luar atau faktor teknologi.
Kesimpulannya, perubahan sosial budaya merupakan fenomena yang biasa terjadi di setiap masyarakat dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti teknologi, politik, lingkungan, ekonomi, dan faktor sosial lainnya. Dampak dari perubahan ini bisa bervariasi, tergantung pada bagaimana masyarakat mengelolanya.
Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya
Selain faktor pendorong, perubahan sosial budaya juga bisa menghadapi beberapa hambatan. Berikut adalah beberapa faktor penghambat perubahan sosial budaya:
1. Kurangnya Interaksi dengan Masyarakat Lain
Kelompok masyarakat yang terasing atau terpencil sulit untuk berinteraksi dengan masyarakat yang lebih maju. Keterbatasan akses pada pembangunan menyebabkan kesejahteraan sosial mereka rendah dan terbelakang.
2. Sikap Tradisional Masyarakat
Masyarakat yang sangat menghargai tradisi lama dan meyakini bahwa tradisi itu tidak boleh diubah bisa menghambat perubahan. Terutama jika masyarakat dikuasai oleh golongan konservatif yang menolak kemajuan.
3. Sikap Curiga terhadap Hal Baru
Masyarakat yang pernah dijajah oleh negara-negara Barat seringkali memiliki sikap curiga terhadap hal-hal baru yang berasal dari Barat karena identik dengan penjajahan. Mereka khawatir bahwa penjajahan akan kembali melalui hal-hal baru tersebut.
4. Hambatan Ideologis
Setiap upaya perubahan yang berhubungan dengan kebudayaan, spiritualitas, atau ideologi bisa ditentang oleh masyarakat karena dianggap bertentangan dengan ideologi yang mereka anut.
5. Adat dan Kebiasaan yang Sulit Diubah
Adat istiadat atau kebiasaan yang kuat bisa membuat perubahan sulit terjadi. Misalnya, kepercayaan, pola berpakaian, atau mata pencaharian yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
6. Keterlambatan dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Masyarakat yang dijajah dalam waktu yang lama bisa mengalami keterbelakangan dalam ilmu pengetahuan dan menjadi buta huruf serta buta angka.
7. Kepentingan yang Tertanam Kuat
Di setiap masyarakat dengan stratifikasi sosial, ada kelompok yang memiliki kepentingan tertanam kuat dalam menjaga status quo. Misalnya, para raja dalam masyarakat monarki sulit menerima perubahan karena kepentingan mereka terkait dengan sistem monarki yang ada. Mereka ingin tetap dihormati dan dihormati, sehingga perubahan sistem bisa mengancam posisi dan keuntungan mereka.