Dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih Penuh Pesan Moralnya

Tifani
Oleh Tifani
10 Mei 2023, 14:12
Ilustrasi Dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih
Pinterest
Ilustrasi Dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih

Cerita fiksi adalah sebuah cerita yang bersifat khayalan, rekayasa atau rekaan manusia. Selain itu, cerita fiksi bisa diartikan sebagai suatu karya yang menceritakan sesuatu yang tidak ada dan tidak perlu dicari kebenarannya.

Beberapa contoh fiksi dapat berupa novel, hikayat, fabel, komik, dongeng, cerpen, dan legenda. Cerita ini dibuat dengan tujuan hiburan atau memperoleh kepuasan batin.

Dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih

Ilustrasi Dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih
Ilustrasi Dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih (Pinterest)

Di Indonesia sendiri ada berbagai cerita rakyat terkenal, salah satunya adalah dongeng bawang merah bawang putih. Bawang merah dan bawang putih merupakan dongeng Melayu Indonesia yang berasal dari Riau.

Dikutip dari buku Dogeng Nusantara favorit (2019) karya Fajriatur Nur, kisah ini menceritakan tentang dua orang gadis kakak beradik yang memiliki sifat yang berbeda dan bertolak belakang, serta seorang ibu tiri yang tidak adil dan pilih kasih. Berikut dongeng bawang merah dan bawang putih serta pesan moral di dalamnya.

Alkisah hiduplah sebuah keluarga yang hidup bahagia. Mereka memiliki seorang putri cantik bernama Bawang Putih.

Namun pada suatu hari, ibu Bawang Putih jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Setelah kejadian itu, Bawang Putih hidup dengan ayahnya.

Ayah Bawang Putih adalah seorang pedagang yang sering bepergian jauh. Karena tak tega meninggalkan Bawang Putih sendirian di rumah, akhirnya ayah Bawang Putih memutuskan menikah lagi dengan seorang janda.

Janda tersebut memiliki satu anak yang diberi nama Bawang Merah.

"Mulai sekarang kau akan memiliki ibu dan kakak tiri untukmu, namanya Bawang Merah," ucap sang Ayah.

Bawang Putih pun bahagia karena memiliki keluarga baru. Ibu tiri dan Bawang Merah bersikap sangat manis padanya.

Namun ternyata kebaikan itu hanya sesaat. Mereka bersikap baik pada Bawang Putih hanya ketika ayahnya ada bersamanya.

Akan tetapi, ketika ayahnya pergi berdagang, mereka menyuruh Bawang Putih mengerjakan segala pekerjaan rumah seperti seorang pembantu. Kemalangan Bawang Putih belum berhenti sampai disitu.

Selang beberapa waktu, ayah Bawang Putih juga jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Sang ibu tiri dan Bawang Merah pun bersikap semakin jahat pada Bawang Putih.

"Sekarang semua pekerjaan rumah kamu kerjakan setiap hari," kata ibu tirinya setelah sang ayah dimakamkan.

Bahkan waktu beristirahat Bawang Putih juga semakin terbatas. Tiap hari dia harus melayani semua kebutuhan Bawang Merah dan ibu tirinya.

Sampai pada suatu pagi ketika Bawang Putih mencuci di sungai, tanpa disadari salah satu selendang kesayangan Bawang Merah hanyut.

"Kakak, maaf selendangmu hanyut di sungai," tutur Bawang Putih.

Bawang Merah pun memarahi Bawang Putih. Dia menyuruh Bawang Putih mencari selendang itu dan tidak boleh pulang sebelum menemukanya.

Akhirnya, Bawang Putih menyusuri sungai untuk mencari selendang itu. Hingga larut malam, selendang itu belum juga dia temukan.

Ketika tengah menyusuri sungai, Bawang Putih melihat sebuah gubuk.Ternyata gubuk itu dihuni oleh seorang nenek sebatang kara.

Halaman:
Editor: Intan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement