Sejarah Barbie, Pencipta, Produksi, dan Kontroversinya
Kritik tersebut menjadikan Mattel mengubah beberapa bagian dari tubuh Barbie. Sekitar tahun 2000-an, Barbie kembali muncul dengan payudara yang lebih kecil, pinggang lebih lebar, dan pinggul yang ramping. Tak hanya itu, pihaknya juga meluncurkan tiga bentuk perawakan Barbie, di antaranya yaitu mungil (petite), tinggi (tall), dan melengkung (curvy).
Barbie dan Feminisme
Di balik kontroversi dan komplain konsumen, Barbie banyak dipuja dan dianggap sebagai boneka yang tidak membatasi gender dalam berbagai profesi. Pasalnya, karakter Barbie bisa menjadi apa pun.
Mattel menjual berbagai aksesoris Barbie sesuai dengan profesi tertentu. Misalnya Pilot, Astronot, Dokter, Atlet, hingga kandidat Presiden. Meski tersebut teman hingga kekasihnya, Barbie dikenal sebagai wanita yang mandiri dan tidak tergantung dengan orang lain.
Pada tahun 1992, muncul karakter Barbie untuk kandidat presiden yang dibuat untuk memeriahkan masa kampanye. Kemudian di tahun 2020, pihaknya kembali merilis tim kampanye lagi.
Produksi dan Pemasaran Barbie
Merangkum dari Britannica, Barbie yang dikenal sebagai karakter dari Amerika Serikat justru tidak diproduksi di sana. Boneka ini justru dibuat di beberapa negara benua Asia. Salah satunya yaitu Indonesia.
Diketahui bahwa Mattel enggan memproduksi Barbie di Amerika karena upah produksi yang tinggi. Seiring perkembangannya, Barbie menjadi merek dagang internasional seperti Coca-Cola.
Pemasaran Barbie yang paling utama berada di Eropa, Amerika, Negara Latin, dan Asia. Mattel juga membuka toko besar dengan enam lantai di Shanghai. Di sana, Mattel tidak hanya menjual Barbie. Melainkan menyediakan layanan spa, cafe, dan studio desain.
Mattel mengajukan Barbie sebagai karya seni yang valid. Beberapa seniman dan fotografi di masa itu kerap menggunakan Barbie sebagai karakter fiksi di dalam karyanya.
Mattel berhasil mengangkat nama Barbie hingga tahun ini pihaknya membuat live action pada film layar lebar. Diketahui bahwa film Barbie disutradarai Greta Gerwig.
Barbie dan Dunia Muslim
Di balik perkembangannya yang bertahan hingga sekarang, Barbie masih terjerat beberapa permasalahan yang tak terpecahkan. Salah satunya yaitu sosok Barbie yang dianggap tidak menggambarkan seorang Muslim perempuan.
Pada 1995, Arab Saudi menghentikan penjualan Barbie. Hal tersebut dikarenakan penampilan Barbie yang tidak sesuai syariat Islam. Untuk menanganinya, Mattel memproduksi sejumlah Barbie dengan pakaian Islami. Karakter Barbie tersebut dikenal dengan Ibtihaj Muhammad
Demikian penjelasan mengenai sejarah Barbie dan perkembangannya. Selain memperluas pasar, Mattel juga melakukan berbagai inovasi dari internal dan eksternal produk. Hingga sekarang, Barbie masih menjamur di pasaran.