Apa Itu Hoarding Disorder? Ini Penyebab dan Gejalanya

Tifani
Oleh Tifani
9 Oktober 2023, 06:14
Ilustrasi Hoarding Disorder
Katadata
Ilustrasi Hoarding Disorder

Hoarding disoder merupakan gangguan kesehatan mental yang menyebabkan penderitanya kesulitan untuk membuang atau berpisah dengan barang-barang. Bahkan barang-barang yang tidak berguna atau tidak berharga.

Ada berbagai jenis barang yang umumnya akan ditimbun oleh pengidap kondisi ini, seperti koran, majalah, barang-barang rumah tangga, hingga pakaian. Selain dapat memicu bahaya, kebiasaan buruk ini juga dapat menyebabkan gangguan pada kualitas hidup.

Kondisi ini dapat menyebabkan kondisi hidup yang tidak sehat. Untuk lebih jelasnya, berikut informasi lengkap mengenai apa itu hoarding disorder dan penyebabnya yang patut diwaspadai.

Apa itu hoarding disorder?

Ilustrasi Hoarding Disorder
Ilustrasi Hoarding Disorder 

Melansir laman halodoc.com, hoarding disorder adalah gangguan mental yang membuat penderitanya menyimpan dan menumpuk barang tidak berguna secara berlebihan. Penderita hoarding disorder tidak hanya sekadar menumpuk barang.

Barang yang mereka tumpuk bisa saja mengganggu kehidupan sehari-hari. Kebiasaan menumpuk barang terjadi karena penderita hoarding disorder memiliki keterikatan emosional dengan barang tersebut.

Jika ada orang yang membersihkan atau merapikannya, mereka bisa merasa terganggu atau bahkan setres. Hoarding disorder ini berbeda dengan orang yang hobi mengoleksi barang.

Orang yang hobi mengoleksi barang biasanya meletakan atau menyimpan barang yang dikoleksi secara teratur, sehingga tidak menyebabkan kekacauan. Barang yang disimpan oleh orang yang hobi mengoleksi biasanya spesifik dan memiliki nilai.

Namun pada penderita hoarding disorder, barang yang mereka simpan seringkali tidak berharga. Bahkan, barang tersebut terlihat seperti sampah. Barang yang ditimbun juga tak pernah ditata rapi seringkali menyebabkan masalah kebersihan

Penyebab hoarding disorder

Ilustrasi Hoarding Disorder
Ilustrasi Hoarding Disorder
 

Hoarding disorder bisa dimulai sekitar usia 11 hingga 15 tahun, dan cenderung memburuk seiring bertambahnya usia. Penyebab hoarding disorder belum diketahui secara pasti.

Namun, ada beberapa faktor yang diduga berperan dalam terjadinya hoarding disorder seperti faktor genetik, tekanan stres, depresi, hingga gangguan pada fungsi otak. Berikut penyebab hoarding disorder secara lebih lengkap:

Faktor genetik

Penelitian menunjukkan bahwa hoarding disorder memiliki hubungan dengan faktor genetik. Orang yang memiliki anggota keluarga yang menderita hoarding disorder lebih berisiko mengalaminya.

Faktor lingkungan

Faktor lingkungan juga diduga berperan dalam terjadinya hoarding disorder. Pengalaman traumatis, seperti pelecehan atau kehilangan, dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hoarding disorder.

Faktor psikologis

Faktor psikologis, seperti gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD), juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hoarding disorder. Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dapat menyebabkan seseorang mengidap gangguan ini.

Beberapa orang dengan hoarding disorder mengalami gangguan penimbunan setelah mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan yang sulit mereka atasi. Seperti akibat kematian orang yang dicintai, perceraian, penggusuran, atau kehilangan harta benda akibat kebakaran.

Gejala hoarding disorder

Ilustrasi Hoarding Disorder
Ilustrasi Hoarding Disorder
 

Gejala hoarding disorder paling umum adalah kebiasaan menyimpan barang dalam jumlah berlebihan. Menumpuk barang secara bertahap di ruangan rumah dan pada akhirnya kesulitan membuang barang-barang tersebut karena merasa sayang.

Seiring bertambahnya usia, orang dengan gangguan ini akan sulit meninggalkan kebiasaan penimbunan tersebut. Pada usia paruh baya, gejalanya sering parah dan mungkin lebih sulit diobati.

Gejala gangguan ini berkembang dari waktu ke waktu dan cenderung menjadi perilaku pribadi. Seringkali, kekacauan yang signifikan berkembang pada saat kondisi tersebut terpantau oleh orang lain.

Selain itu, gejala lain hoarding disorder adalah:

  • Menyimpan barang-barang yang tidak dibutuhkan secara berlebihan sampai pengidapnya tidak memiliki ruang lagi di rumahnya.
  • Kesulitan untuk berpisah dengan barang-barangnya.
  • Merasa perlu untuk menyimpan barang-barangnya dan merasa kesal dengan pemikiran untuk membuang barang-barang tersebut.
  • Mengalami kekacauan di mana tidak ada lagi ruang untuk menyimpan barang-barang.
  • Memiliki kecenderungan keragu-raguan akan suatu hal, perfeksionisme, penghindaran, penundaan, dan masalah dengan perencanaan dan pengorganisasian.
  • Mengalami konflik dengan orang lain yang mencoba mengurangi atau menghilangkan kekacauan dari rumah.
  • Merasa aman ketika dikelilingi oleh barang-barang timbunan tersebut.

Pengobatan hoarding disorder

Pengobatan hoarding disorder bertujuan untuk membantu penderitanya untuk mengurangi perilaku menyimpan barang berlebihan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Pengobatan hoarding disorder dapat dilakukan dengan terapi dan obat-obatan.

Berikut ini pengobatan yang perlu diketahui, yaitu:

Psikoterapi

Terapi ini menjadi jenis terapi yang paling efektif untuk mengatasi hoarding disorder. Terapi yang sering digunakan untuk hoarding disorder adalah terapi perilaku kognitif.

Dengan melakukan terapi ini, ada beberapa kondisi yang bisa kamu lakukan, seperti:

  • Belajar mengidentifikasi dan menurunkan keyakinan terhadap kebiasaan penimbunan barang.
  • Mampu untuk menahan keinginan menimbun barang.
  • Meningkatkan kemampuan untuk memilih barang mana yang harus disimpan dan dibuang.
  • Meningkatkan kemampuan untuk merapikan rumah.
  • Meningkatkan motivasi untuk melakukan perubahan.

Penggunaan obat

Tidak ada obat yang bisa mengatasi kondisi ini secara langsung, tetapi penggunaan obat hanya dilakukan untuk mengurangi gejala cemas atau depresi yang dialami akibat hoarding disorder.

Demikian ulasan lengkap mengenai hoarding disorder, penyebab dan gejalanya yang patut diwaspadai. Gangguan kesehatan mental ini harus segera mendapatkan pertolongan, agar tidak semakin parah dan menimbulkan komplikasi gangguan kesehatan lainnya, 

Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...