Cerita Rakyat Situ Bagendit, Legenda dari Jawa Barat

Ghina Aulia
5 Februari 2024, 19:31
Cerita Rakyat Situ Bagendit.
Banhub Jabar
Situ Bagendit

“Hei pengemis tua! Cepat pergi dari sini! Jangan sampai teras rumah ini kotor terinjak kakimu!” bentak centeng.

“Saya mau minta sedekah. Mungkin ada sisa makanan yang bisa saya makan. Sudah tiga hari saya tidak makan,” kata si nenek.

“Apa peduliku,” bentak centeng. “Kalau mau makan ya beli, jangan minta! Sana, cepat pergi sebelum saya seret.”
Tapi si nenek tidak bergeming di tempatnya. “Nyai Endit keluarlah! Aku mau minta sedekah. Nyai Bagendiiit …!” teriak si nenek.

Centeng-centeng itu berusaha menyeret si nenek yang terus berteriak-teriak, tapi tidak berhasil.

“Siapa sih yang berteriak-teriak di luar,” ujar Nyai Endit. “Mengganggu orang makan saja!”

“Nei, siapa kamu nenek tua? Kenapa berteriak-teriak di depan rumah orang?” bentak Nyai Bagendit.

“Saya hanya mau minta sedikit makanan karena sudah tiga hari saya tidak makan,”kata nenek.

“Tidak ada makanan di sini! Cepat pergi, nanti rumahku kotor.”

Namun, sang nenek bukannya pergi tapi justru menancapkan tongkatnya ke tanah lalu memandang Nyai Endit dengan penuh kemarahan.

“Bagendit! Selama ini Tuhan memberimu rezeki berlimpah tapi kau tidak bersyukur. Kau kikir! Sementara penduduk desa kelaparan kau malah menghambur-hamburkan makanan” teriak si nenek berapi-api. “Aku datang kesini sebagai jawaban atas doa para penduduk yang sengsara karena ulahmu! Kini bersiaplah menerima hukumanmu.”

“Ha ha ha .. Kau mau menghukumku? Tidak salah nih? Kamu tidak lihat centeng-centengku banyak! Sekali pukul saja, kau pasti mati,” kata Nyai Endit.

“Tidak perlu repot-repot mengusirku,” kata nenek. “Aku akan pergi dari sini jika kau bisa mencabut tongkatku dari tanah.”

“Dasar nenek gila. Apa susahnya mencabut tongkat. Tanpa tenaga pun aku bisa!” kata Nyai Endit sombong. Lalu hup! Nyai Endit mencoba mencabut tongkat itu dengan satu tangan. Ternyata tongkat itu tidak bergeming. Dia coba dengan dua tangan. Hup hup! Masih tidak bergeming juga.

“Sialan!” kata Nyai Endit. “Centeng! Cabut tongkat itu! Awas kalau sampai tidak tercabut. Gaji kalian aku potong!”

Centeng-centeng itu mencoba mencabut tongkat si nenek, namun meski sudah ditarik oleh tiga orang, tongkat itu tetap tak bergeming.

“Ha, ha, ha. kalian tidak berhasil?” kata si nenek. “Ternyata tenaga kalian tidak seberapa. Lihat aku akan mencabut tongkat ini.”

Brut! Dengan sekali hentakan, tongkat itu sudah terangkat dari tanah. Byuuuuurrr!!!! Tiba-tiba dan bekas tancapan tongkat si nenek menyembur air yang sangat deras.

“Bagendit! Inilah hukuman untukmu! Air ini adalah air mata Para penduduk yang sengsara karenamu. Kau dan seluruh hartamu akan tenggelam oleh air ini.”

Setelah berkata demikian si nenek tiba-tiba menghilang entah kemana. Tinggal Nyai Endit yang panik melihat air yang meluap dengan deras. Dia berusaha berlari menyelamatkan hartanya, namun air bah lebih cepat menenggelamkannya beserta hartanya.

Kini, di desa itu terbentuk sebuah danau kecil yang dinamakan ‘Situ Bagendit’ Situ artinya danau dan Bagendit berasal dari nama Bagendit. Beberapa orang percaya bahwa kadang-kadang kita bisa melihat lintah sebesar kasur di dasar danau. Katanya itu adalah penjelmaan Nyai Endit yang tidak berhasil kabur dari jebakan air bah.

Cerita Rakyat Situ Bagendit Bahasa Inggris

The Legend of Situ Bagendit

Once upon a time, a widow lived. She was called Nyak Bagendit. She was knows as the richest person in the village where she lived. She lived at a large house. There was a great deal of jewelleries in the house. There were also several servants to serve her.

Although nyak Bagendit was prosperous, she rarely helped the villagers. She was also regarded as a mean person with bad attitudes. The villagers who borrowed her money had to return it double. If they couldn’t return her money, she would take everything they had.

One day, a beggar came to Nyak Bagendit. The beggar was a very old woman. She looked so weak. She begged for some food to nyak Bagendit, but she was instead chimed. She told her servants to take the beggar away. The beggar wept. While she stepped leaving the house, she prayed inside her heart.

Soon after the beggar prayed, she heard a scream from Nyak bagendits house. An earthquake occurred, but it's only Nyak bagendits house. All the villagers also came to see what happened. Nyak Bagendit cried for help loudly. But, no one helped her. The villagers knew that god was punishing nyak Bagendit.

The earthquake was so huge that Nyak Bagendits house was ruined down. All the jewelleries and things owned by Nyak Bagendit were also damaged and gone because of the earthquake. Then the ruined house was amazingly changed into a lake. The villagers named it Situ Bagendit.

Itulah cerita rakyat Situ Bagendit yang masih melegenda sampai sekarang. Meski bersifat fiktif, sebagian masyarakat ada yang mempercayai tentang kebenarannya. Walau terdapat dua pendapat, kisah di atas menekankan unsur hiburan atau sekedar jadi bahan bacaan.

Sumber cerita: Dongeng Cerita Rakyat dan Ruang Guru

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...