10 Hewan Terancam Punah, dari Macan Tutul hingga Gajah

Image title
16 Februari 2024, 17:05
Hewan Terancam Punah
Earth.org
Hewan Terancam Punah

Sering disebut unicorn Asia, Saola adalah salah satu mamalia paling langka di Bumi. Hewan ini pertama kali ditemukan pada 1992 dan jarang terlihat. Tidak ada survei formal yang dilakukan untuk menentukan jumlah populasi yang akurat, namun IUCN memperkirakan total populasi Ssaola kurang dari 750, kemungkinan besar jauh lebih sedikit.

6. Vaquita

Hewan Terancam Punah
Hewan Terancam Punah, Vaquita (Free The Ocean)

Vaquita, yang secara ilmiah dikenal sebagai phocoena sinus, adalah spesies lumba-lumba yang terancam punah dan hanya ditemukan di bagian utara Teluk California, Meksiko.

Vaquitas adalah cetacea kecil, dewasa biasanya mencapai panjang sekitar 1,4 hingga 1,5 meter dan berat hingga 55 kilogram. Mereka memiliki wajah bulat dengan bercak hitam di sekitar mata dan bibir. Vaquitas mendiami perairan dangkal dan keruh di dekat pantai utara Teluk California. Mereka biasanya ditemukan di daerah dengan kedalaman berkisar antara 10 hingga 50 meter.

Sebagai mamalia laut terkecil dan paling terancam punah di dunia, vaquita telah diklasifikasikan sebagai mamalia laut yang sangat terancam punah oleh IUCN sejak 1996 dan para ahli mengatakan mungkin hanya ada sekitar 10 individu yang tersisa, meskipun ada upaya konservasi yang ekstensif.

Ancaman terbesar mereka adalah penangkapan secara ilegal, ikan besar yang banyak diminati karena kantung renangnya. Akibat aktivitas ini, Vaquitas secara tidak sengaja terjerat dalam jaring insang yang dipasang di totoaba dan tenggelam karena mereka tidak bisa lagi berenang ke permukaan untuk bernapas.

Upaya konservasi menyebabkan diberlakukannya larangan penggunaan jaring insang di habitat vaquita pada bulan Juli 2016, namun penangkapan ikan ilegal terus berlanjut dan ancamannya tetap ada.

Upaya yang dilakukan saat ini terfokus pada penegakan larangan penggunaan jaring insang dan penganiayaan terhadap mereka yang menggunakannya. Para pegiat konservasi juga berupaya mengurangi permintaan totoaba, yang merupakan spesies yang dilindungi.

7. Harimau Sumatra

Hewan Terancam Punah
Hewan Terancam Punah, Harimau Sumatra (Sankar S)

Harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau asli Sumatra, Indonesia. Ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan beberapa subspesies harimau lainnya. Hewan ini memiliki bulu yang lebih gelap dengan pola garis yang lebih jelas, yang membantu untuk berbaur dengan hutan lebat di Sumatra.

Dari semua kucing besar, harimau adalah yang paling dekat dengan kepunahan. Dengan jumlah yang tersisa di alam liar kurang dari 3.900 ekor, populasi mereka hanya 4% dari sejarah populasinya.

Harimau Sumatra khususnya, sangat rentan dan masuk kategori hewan terancam punah. Jumlahnya diperkirakan kurang dari 400 ekor saat ini, akibat percepatan deforestasi dan perburuan liar yang merajalela.

Ancaman utama terhadap Harimau Sumatra mencakup hilangnya dan degradasi habitat akibat penggundulan hutan, pembalakan liar, perluasan pertanian, dan pembangunan infrastruktur. Mereka juga terancam oleh perburuan liar untuk diambil bagian tubuhnya, yang digunakan dalam pengobatan tradisional Asia dan untuk tujuan dekoratif.

Meskipun terdapat peningkatan upaya dalam konservasi harimau, termasuk memperkuat penegakan hukum dan kapasitas anti perburuan liar, serta masih terdapat pasar yang besar di Sumatra dan wilayah lain di Asia untuk produk dan bagian tubuh harimau.

8. Lumba-lumba Tanpa Sirip Yangtze

Hewan Terancam Punah
Hewan Terancam Punah, Lumba-lumba tak bersirip Yangtze (Chinese Academy of Sciences)

Lumba-lumba tak bersirip Yangtze, yang secara ilmiah dikenal sebagai neophocaena asiaeorientalis ssp. asiaeorientalis, adalah subspesies lumba-lumba tak bersirip yang berasal dari Sungai Yangtze dan danau-danau di sekitarnya, di Cina.

Lumba-lumba tak bersirip Yangtze memiliki tubuh yang ramping dan ramping tanpa sirip punggung, yang membedakannya dari spesies lumba-lumba lainnya. Alih-alih sirip punggung, hewan ini memiliki punggung yang dilapisi kulit keras, yang membantunya menjaga stabilitas saat berenang di perairan sungai yang bergejolak. Hewan ini memiliki dahi yang membulat dan moncong kecil yang tumpul.

Lumba-lumba tak bersirip Yangtze termasuk hewan terancam punah, dan rentan terhadap penangkapan ikan. Meski tidak menjadi sasaran langsung para nelayan, banyak spesies yang mati karena tersangkut alat tangkap secara tidak sengaja.

Perairan tempat ditinggal juga selalu ramai dengan nelayan dan masyarakat, yang menggunakan saluran air untuk berpindah-pindah, sehingga hewan ini kerap terluka dan terbunuh oleh perahu dan kapal.

Selain itu, perairan Yangtze juga dipengaruhi oleh tingginya tingkat polutan beracun. Terdapat antara 1.000 hingga 1.800 lumba-lumba tak bersirip yang tersisa di Sungai Yangtze. Tingkat penurunan tahunan sebesar 13%, dapat diartikan bahwa hewan-hewan ini diperkirakan akan punah dalam waktu 10 tahun jika tidak ada tindakan konservasi yang efektif.

9. Penyu

Hewan Terancam Punah
Hewan Terancam Punah, Penyu (International Fund for Animal Welfare)

Penyu merupakan hewan reptil yang termasuk dalam ordo Testudines, yang memiliki ciri-ciri cangkang tulangnya. Ini berfungsi sebagai penutup pelindung tubuh.

Cangkang Penyu terdiri dari dua bagian utama, yakni karapas (cangkang atas) dan plastron (cangkang bawah). Cangkangnya terdiri dari tulang yang ditutupi oleh lempengan yang disebut sisik, dan memberikan perlindungan dari predator dan bahaya lingkungan.

Secara keseluruhan, penyu memainkan peran ekologis yang penting sebagai mangsa, predator, dan insinyur ekosistem. Hewan ini adalah makhluk menakjubkan dengan beragam adaptasi yang memungkinkan mereka berkembang di berbagai lingkungan selama jutaan tahun.

Namun, banyak spesies penyu menghadapi ancaman yang signifikan, sehingga menyoroti perlunya upaya konservasi untuk menjamin kelangsungan hidup mereka dalam menghadapi tantangan lingkungan yang sedang berlangsung.

Dua spesies penyu berada dalam status kritis dalam Daftar Merah Spesies Terancam Punah IUCN, yaitu Penyu Sisik dan Penyu Kemps Ridley. Sementara, Penyu Belimbing tergolong rentan, meskipun populasinya menurun dan beberapa subpopulasi menghadapi kepunahan.

Perburuan adalah salah satu ancaman terbesar bagi penyu, yang membuat reptil ini masuk dalam kategori hewan terancam punah. Para pemburu liar kerap mengincar telur, cangkang, daging, dan kulit penyu. Selain itu, penyu juga berisiko terkena hilangnya habitat, tangkapan sampingan, polusi, dan perubahan iklim.

Suhu pasir menentukan jenis kelamin tukik dengan telur yang berkembang menjadi betina di suhu yang lebih hangat. Artinya, perubahan suhu sekecil apa pun dapat mengganggu rasio jenis kelamin suatu populasi.

10. Gajah

Hewan Terancam Punah
Hewan Terancam Punah, Gajah (Freepik)

Gajah adalah mamalia besar dan ikonik yang termasuk dalam famili Elephantidae dan ordo Proboscidea. Mereka dikenal karena ciri khasnya, termasuk belalainya yang panjang, gadingnya (pada beberapa spesies), dan telinga yang besar.

Terdapat tiga spesies gajah yang masih hidup, antara lain gajah semak Afrika (loxodonta africana), gajah hutan Afrika (loxodonta cyclotis), dan gajah Asia (elephas maximus). Gajah Afrika ditemukan di berbagai habitat di Afrika sub-Sahara, sedangkan gajah Asia ditemukan di beragam habitat di Asia, termasuk hutan, padang rumput, dan lahan basah.

Masuk dalam daftar hewan terancam punah di dunia, populasi gajah, terutama di Afrika tengah dan sebagian Afrika Timur. Dengan perkiraan 415.000 gajah tersisa di Afrika, spesies ini dianggap rentan, dengan populasi tertentu diburu hingga punah.

Sementara, jumlah gajah Asia telah menurun setidaknya 50% selama tiga generasi terakhir, dan jumlahnya masih terus menurun hingga saat ini. Dengan hanya tersisa 40.000-50.000 ekor di alam liar, spesies ini tergolong terancam punah. Namun spesies yang paling berisiko adalah gajah Sumatra, yang populasinya sekitar 2.400-2.800 individu.

Demikianlah ulasan mengenai 10 jenis hewan yang terancam punah. Nasib spesies yang terancam punah menjadi pengingat akan dampak aktivitas manusia terhadap alam. Dengan mengambil tindakan untuk melestarikan hewan terancam punah dan habitatnya, manusia tidak hanya melindungi keanekaragaman hayati yang luar biasa di bumi namun juga menjamin masa depan yang berkelanjutan untuk generasi mendatang.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...