Kenaikan Harga CPO Bisa Berlanjut, Saham-Saham Ini Bisa Diperhatikan

Lona Olavia
28 Desember 2022, 15:25
Kenaikan Harga CPO Bisa Berlanjut, Saham-Saham Ini Bisa Diperhatikan
ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/rwa.
Pekerja mengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hasil panen di Desa Berkah, Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, Rabu (2/11/2022). Pemerintah melanjutkan pembebasan pungutan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) per 1 November 2022 sampai harga referensi CPO lebih besar atau sama dengan 800 dolar AS per metrik ton (MT).

Tren bullish harga minyak sawit mentah atau crude palm oil  (CPO) berpotensi akan terus bertahan setidaknya hingga kuartal I-2023.

Research & Development ICDX Girta Yoga menjelaskan, ada beberapa katalis yang menjadi penggeraknya. Antara lain, program mandatori biodiesel B35 Indonesia yang akan dimulai Januari 2023. “Ini sekaligus mengindikasikan pasokan CPO Indonesia untuk pasar global akan berkurang,” katanya kepada Katadata.co.id, Rabu (28/12).

Komitmen Tiongkok untuk melonggarkan pembatasan Covid-19, tambah dia tentunya akan berdampak positif pada sisi permintaan karena negeri Tirai Bambu itu merupakan negara importir CPO terbesar kedua dunia.

Selain itu, pemberlakuan Undang-Undang Produk Bebas Deforestasi yang disahkan oleh Uni Eropa pada 6 Desember 2022 lalu, akan berdampak negatif terhadap permintaan CPO yang banyak digunakan di hampir semua produk konsumen.

“Ada juga kebijakan Malaysia dan Indonesia di tahun 2023 nanti dalam menghadapi UU anti deforestasi UE. Lalu, konflik Ukraina yang diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun depan, di mana hal itu akan mempengaruhi arah pergerakan harga minyak nabati yang merupakan produk substitusi CPO,” tambah Yoga. 

Untuk proyeksi harga CPO hingga kuartal I-2023, Yoga menyebutkan akan berpotensi bergerak menemui level resistance di kisaran harga 4.750-5.000 ringgit Malaysia per ton. Sedangkan, level support di kisaran harga 3.500-3.250 ringgit Malaysia per ton.

Sementara itu, dalam risetnya, Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi memprediksi, harga CPO akan tetap relatif tinggi meski harga CPO global telah turun sekitar 50% dari titik puncaknya pada Maret 2022 yang sebesar US$ 1.820 per ton.

Salah satu penopangnya adalah permintaan dari program biodiesel Indonesia menyusul keberhasilan BPDPKS. Bahkan, dengan harga saat ini, CPO masih merupakan minyak nabati yang paling terjangkau.

Selisih harga soybean oil (SBO)-CPO tercatat sebesar US$ 562 per ton (Agustus 2022), sedangkan selisih dengan RSO tercatat sebesar US$ 983 per ton.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...