Pemerintah Jamin Keamanan dan Efektifitas Vaksin COVID-19

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
16 Desember 2020, 11:40
dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc., Sp.PD, Vaksinolog dan Spesialis Penyakit bersama Cherryl Hatumesen, Penyintas COVID-19, dalam dialog produktif bertema Vaksin: Fakta dan Hoaks di Jakarta, Selasa, 15 Desember 2020. Tema ini diangkat karena hingga saat ini mas
Katadata
dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc., Sp.PD, Vaksinolog dan Spesialis Penyakit bersama Cherryl Hatumesen, Penyintas COVID-19, dalam dialog produktif bertema Vaksin: Fakta dan Hoaks di Jakarta, Selasa, 15 Desember 2020. Tema ini diangkat karena hingga saat ini masih ada sebagian kecil masyarakat yang ragu akan keamanan Vaksin, tidak memiliki informasi yang tepat mengenai vaksin dan masih percaya mitos soal vaksin maupun vaksinasi. DOK KPCPEN

JAKARTA - Vaksin COVID-19 sudah tiba di Tanah Air. Guna melangkah ke proses vaksinasi, menunggu izin edar dari Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (Badan POM) terkait aspek aman, efektif, dan mutu. Beberapa negara sudah melakukan proses vaksinasi. Harapannya dalam waktu yang tidak lama lagi masyarakat Indonesia juga dapat segera menerima vaksin COVID-19.

Badan POM masih melakukan kajian-kajian dan tidak akan ada vaksinasi apapun sebelum izin dari Lembaga tersebut keluar. “Ini merupakan upaya dari pemerintah untuk memastikan bahwa vaksin yang kita gunakan betul-betul aman dan efektif,” kata dr. Dirga Sakti Rambe dalam Dialog Produktif ‘Vaksin: Fakta dan Hoaks’ yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa, (15/12/2020).

Dia menegaskan, masyarakat tidak perlu takut untuk divaksinasi, karena pemerintah menjamin keamanan dan efektifitasnya. “Sekarang melihat kecenderungan banyak orang berspekulasi, menebak-nebak, dan menduga-duga. Kita tidak perlu seperti itu, karena ini masih berproses,” ujarnya melanjutkan.

Proses vaksinasi COVID-19 diharapkan dapat membantu mengendalikan pandemi. Belajar dari program imunisasi rutin yang sudah lama dilakukan di Indonesia sejak 1956, beberapa penyakit tidak ditemukan lagi berkat cakupan imunisasi yang luas, antara lain penyakit cacar atau variola, campak, dan polio.

Alhamdulillah, beberapa tahun terakhir Indonesia bebas campak dan polio. Tentu ini juga merupakan peran vaksinasi dengan cakupan yang tinggi,” kata dr. Dirga. “Oleh karena itu, kita juga berharap jika nanti saatnya vaksin COVID-19 dapat diberikan, maka juga dapat membantu mengendalikan pandemi.”

Dia  menjelaskan vaksinasi akan dilakukan secara bertahap, serta diberikan kepada orang sehat dengan  rentang usia dewasa muda dan belum pernah terkena COVID-19 sebagai upaya pencegahan. Selain itu, vaksin akan diprioritaskan kepada yang bertugas di garda terdepan penanganan COVID-19.

Setiap negara punya kebijakan yang berbeda-beda, bergantung kelompok penduduk tertentu yang punya risiko paling tinggi. “Di Indonesia, yaitu tenaga kesehatan yang merawat pasien COVID-19, dikhususkan untuk rentang usia 18-59 tahun,” ujarnya.

Menurut dia, sejak awal sudah disadari bahwa tidak semua penduduk bisa divaksinasi. Namun, jika ada dua pertiga atau sekitar 60-70 persen penduduk telah divaksinasi, maka dapat melindungi diri sendiri dan orang-orang sekitar kita. ”Kita harapkan orang-orang yang tidak bisa divaksinasi mendapatkan manfaat dari orang-orang yang bisa divaksinasi. Itulah yang disebut dengan konsep herd immunity,” ujarnya.

Seandainya nanti proses vaksinasi Covid-19 sudah dilakukan, dia mengatakan, masyarakat tetap harus disiplin menjalankan protokol kesehatan. Upaya pencegahan melalui 3M (pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak) harus terus dikerjakan karena setiap upaya pencegahan tidak ada yang sempurna. “Kita harus lakukan semuanya, agar kita terhindar dari COVID-19.”

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...