Sinyal Penguatan Pasar, Investor Agresif Selektif Reksa Dana Saham

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
7 Juni 2021, 16:38
Bareksa #5
Bareksa

Bareksa.com - Pasar saham sepanjang pekan lalu menguat signifikan dan memberi sinyal tren penguatan ke depan meski ada sejumlah risiko. Investor agresif bisa selektif memilih reksa dana saham, sementara investor dengan profil risiko moderat bisa berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama pekan terakhir 31 Mei-4 Juni 2021 naik 3,7 persen ke 6.065,16, ditopang oleh sektor teknologi yang melesat 50,88 persen sepekan dan infrastruktur yang naik 5,21 persen.

Chief Research and Business Development Officer Bareksa Ni Putu Kurniasari mengatakan, setelah menguat cukup signifikan selama pekan lalu, IHSG diproyeksikan akan cenderung bergerak mendatar dengan potensi penurunan terbatas di level 5.950 – 6.120.

Perbaikan data ekonomi global maupun dalam negeri yang mengindikasikan pemulihan daya beli masyarakat diperkirakan memicu kenaikan harga komoditas. “Walhasil, investor dengan profil risiko agresif dapat mencermati reksa dana saham berbasis saham komoditas," ujar Putu.

Sementara itu, instrumen investasi berbasis obligasi diperkirakan masih akan melanjutkan penguatan karena potensi pengetatan kebijakan oleh bank sentral The Fed menurun akibat data upah bulan Mei di Amerika menunjukkan pelemahan dibandingkan ekspektasi.

Imbal hasil (yield) obligasi negara bertenor 10 tahun diproyeksikan dapat bergerak di kisaran 6,35 – 6,55  persen pada pekan ini. Dengan latar belakang tersebut, investor dengan profil risiko moderat masih dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap maupun reksa dana campuran berbasis obligasi.

Reksa Dana Berbasis Saham Nikel

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah secara bertahap akan menghentikan operasional pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Sebagai gantinya, pemerintah akan fokus mengembangkan energi terbarukan (EBT), seperti hilirisasi bijih nikel.

Nikel juga akan banyak digunakan sebagai sumber daya baterai lithium untuk ponsel dan mobil listrik. Hal ini diproyeksikan berdampak positif untuk PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang merupakan perusahaan tambang dan pengolahan nikel terbesar di Indonesia, yang tengah mengembangkan industri baterai lithium untuk mobil listrik.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...