Bisnis Telekomunikasi Diprediksi Minus, Operator Garap Layanan Digital

Desy Setyowati
17 Januari 2019, 17:26
XL Axiata.jpg
KATADATA/

Pertama kalinya, industri telekomunikasi diproyeksi tumbuh negatif 6,4% pada 2018. Dengan tarif layanan data yang terbilang rendah, operator didorong untuk beralih ke layanan digital supaya pertumbuhan negatif ini tidak berlanjut.

Head of Wireless Marketing and Solution ZTE Indonesia Andyan Pradipto menyampaikan, operator yang hanya fokus pada bisnis intinya maka perolehan pendapatannya diproyeksi hanya US$ 437 juta pada 2019. Tetapi, bila beralih ke digital, potensi yang bisa didapat mencapai US$ 4,5 miliar.

Perhitungannya, bila operator masuk ke ranah keamanan siber potensinya US$ 85 juta. Lalu, dari enterprise mobility dan Internet of Things (IoT) US$ 1,1 miliar; layanan telekomunikasi dan informasi untuk wirausaha US$ 1,1 miliar; serta, komputasi awan dan hosting US$ 1,6 miliar.

Potensi pasar ini lah yang bisa digarap oleh perusahaan telekomunikasi. "Era teknologi sekarang ini, layanan jadi beragam. Kalau operator hanya andalkan network, ibaratnya hanya buat jalan tapi tidak dapat apa-apa," ujar dia dalam acara Business Forum Selular.ID di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (17/1).

(Baca juga: Rudiantara Klaim Palapa Ring Bakal Membuat Tarif Internet Merata)

Namun, untuk beralih ke digital, ada tiga proses yang mesti dilewati perusahaan telekomunikasi. Proses itu di antaranya smart operation supaya lebih lincah dalam hal strategi; open platform; dan, mengubah model bisnis dari Business to Costumer (BtoC) menjadi Business to Business (BtoB).

Saat ini, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) sudah menawarkan solusi bisnis bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) melalui myBusiness Store. Model bisnis BtoB, yang menawarkan one stop solution portal untuk UKM.

Ketua Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) Kristiono pun sependapat. Menurut dia, jika mengandalkan bisnis saat ini tanpa ada strategi baru, pertumbuhan negatif ini bisa terus berlanjut.

Salah satu penyebabnya adalah tarif layanan data yang justru menurun karena ketentuan pemerintah, di tengah permintaan yang naik. Ia mencatat, tarif layanan data di Indonesia menurun dari Rp 1 per kilobyte (kb) pada 2010 menjadi Rp 0,015 per kb pada 2018. "Maka, strategi dalam hal harga itu perlu," kata dia.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...