Produktivitas Masih Jadi Tantangan Petani Kelapa Sawit

Image title
25 Oktober 2021, 21:54
Seorang pekerja di perkebunan kelapa sawit membawa tandan buah sawit
Malaysian Palm Oil Council (MPOC)

Persoalan produktivitas masih menjadi tantangan berat yang harus dihadapi oleh para petani swadaya kelapa sawit

Direktur Penghimpunan Dana BPDP-KS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) Sunari mengatakan masalah produktivitas ini bisa diatasi melalui pendidikan dan pelatihan. Selain itu, riset dan penelitian di bidang kelapa sawit juga menjadi faktor penting pengelolaan perkebunan. Hasil riset ini bisa dikembangkan lebih lanjut agar bisa diaplikasikan oleh para petani. 

"BPDP-KS sudah mendorong upaya kearah tadi bagaimana kita dapat meningkatkan produktivitas sawit rakyat kemudian keterampilan bertani," ujar Sunari dalam diskusi Katadata Road to COP 2026, Senin (25/10).

Sunar melanjutkan pihaknya sudah memiliki 201 publikasi, 42 paten dan 5 buku yang sudah disebar ke berbagai pemangku kepentingan. Tantangan selanjutnya adalah mengembangkan riset ini menjadi teknologi tepat guna bagi petani. 

Kepala Sekolah Petani Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (FORTASBI) Rukaiyah Rafik menyampaikan para petani swadaya sawit dapat meningkatkan pengelolaan perkebunan sawit setelah mendapatkan sertifikat baik dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) maupun Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Para petani menurutnya harus menggunakan sertifikasi sebagai alat belajar untuk berorganisasi dan merealisasikan apa yang mereka peroleh dari sertifikasi.

Menurut Rukaiyah dalam konteks pasca sertifikasi tidak ada panduan mengenai aktualisasi di lapangan. Sertifikasi disebutnya bukan proses persiapan karena dalam proses persiapan terdapat buku panduan yang mengikuti dari sertifikasi. Dirinya juga menambahkan bahwa sustainability atau ketahanan dalam pengelolaan sawit bukan hanya milik pengelola sawit semata, tetapi juga milik komunitas lainnya.

"Kami menyadari bahwa tantangan selanjutnya adalah untuk anggota-anggota kita ini yang sudah bersertifikat bagaimana mereka meningkatkan dan menularkan apa yang sudah mereka pelajari," jelas Rukaiyah.

Direktur Pengeolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian Dedi Junaedi menyampaikan keberlanjutan sektor perkebunan kelapa sawit menjadi perhatian bagi pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) nomor 6 tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Tahun 2019-2024. Sebanyak 6,7 juta hektar milik perkebunan sebagian besarnya merupakan perkebunan petani swadaya.

Dedi juga menilai inisiasi sertifikasi penting dalam membangun keberlanjutan kelapa sawit. Disampaikannya pemerintah akan melanjutkan sertifikasi tersebut agar terjadi titik temu antara sertifikasi ISPO dengan RSPO sehingga menjadi lebih efisien.

"Pemerintah memandang semua inisiasi mengenai sertifikasi yang penting. Bagaimana membangun kelapa sawit itu berkelanjutan," jelas Dedi.

Halaman:
Reporter: Nuhansa Mikrefin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...