Industri kerajinan perak di Koto Gadang, Sumatera Barat dimulai sejak masa kolonial Belanda. Sempat terpuruk dampak beberapa kali krisis, kini mulai bangkit setelah pandemi Covid-19 mereda.
Berada di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut, dengan jarak tempuh 60 kilometer dari Kota Padang, Kopi Solok Radjo kian mendunia hingga menembus pasar Amerika.
Berawal dari kekhawatiran sulit mendapatkan madu murni, Isnina, warga Kota Bandar Lampung, mulai belajar untuk membudidayakan UMKM Ternak lebah madu pada 2016.
Di tangan Suyanti Lelonowati, pemilik UMKM rumah keong di Batam, Kepulauan Riau, cangkang gonggong yang berbentuk gasing oval disulap menjadi barang kerajinan yang menghasilkan rupiah.
Inisiatif kelompok perempuan perajin Tapis di Negeri Katon, Pesawaran, Lampung memberi peranan penting. Tak hanya melestarikan budaya lokal perajin, juga menopang perekonomian keluarga.
Lily Hambali mulai membuat kostum barongsai dan liong sejak 2000. Setelah terdampak pandemi Covid-19 selama dua tahun, kini industri rumahannya kembali menggeliat menjelang Imlek.
Limbah kain sisa produksi industri konveksi seringkali menjadi masalah. Di tangan Lily Handayani, pemilik UMKM Safina Quilt di Balikpapan, Kalimantan Timur, limbah disulap menjadi uang.
Pada mulanya, Sasirangan dikenal sebagai kain ‘batatamba’ untuk ritual pengobatan dan penyembuhan orang sakit. UMKM Sasirangan di Banjar memproduksinya dan memberdayakan masyarakat.
Kehadiran pasar laut Indonesia membantu pelaku UMKM di Aceh. Produk kerupuk Kiboy Food, yang bermitra dengan 57 pencari tiram, telah dipasarkan di 68 outlet di Aceh. Kini menyebar di Nusantara.
Limbah perkantoran setiap tahun meningkat. Bagi Agi, pemilik Mal Rongsok, lautan sampah ini malah menjadi peluang usaha. Dengan mereparasinya, dia dapat menjualnya dengan lebih bernilai.