Emiten bank digital, PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) menargetkan pertumbuhan kredit di atas 10% untuk triwulan ketiga dan keempat 2023. Ditopang bertumbuhnya permintaan pinjol Tunaiku.
PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) sebagai bank digital yang melayani segmen ritel dan UMKM, membukukan peningkatan profitabilitas sebesar 491% pada kuartal pertama 2023.
PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR), bank digital yang melayani segmen ritel dan UMKM, resmi bergabung menjadi peserta sistem pembayaran BI-Fast Batch 6.
Bank Amar melakukan rights issue dengan target dana Rp 1,27 triliun untuk memenuhi target modal inti minimal bank umum Rp 3 triliun tahun ini. Tolaram Grup bakal menyerap haknya.
Investree resmi menguasai 18,4% kepemilikan saham di emiten bank digital, Bank Amar Indonesia usai membelinya dari Tolaram Group senilai Rp 712 miliar.
Transaksi pembelian saham itu dilakukan pada 7 Juni 2022 dengan harga pelaksanaan Rp 280 per saham. Investree merogoh dana senilai Rp 422,02 miilar untuk menjadi investor baru Bank Amar.
Tolaram Group Inc sebagai pemegang saham pengendali akan bertindak sebagai pembeli siaga dalam rights issue tersebut sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya di Bank Amar.
Investree Singapore dan Tolaram mengakuisisi saham minoritas yang signifikan di Amar Bank. Ini menambah daftar fintech yang mengambil alih bank di Indonesia.
Bank Amar berfokus mengadopsi kecerdasan buatan, big data dan cloud untuk memperkuat posisi sebagai bank digital. Teknologi ini dinilai mampu meningkatkan profit dan mendorong efisiensi biaya.
Bank Amar berpotensi mengantongi dana Rp 6,04 triliun jika mengacu kepada harga sahamnya pada penutupan perdagangan Jumat ini sebesar Rp 302 per saham.
Pendanaan yang didapat dari Bank Amar akan disalurkan kembali dalam bentuk ekspansi kredit. Startup fintech ini menargetkan penyaluran kredit tahun ini Rp 7 triliun.