Penurunan mata uang kripto ini terjadi setelah Bitcoin naik ke rekor tertinggi sepanjang masa setelah kemenangan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada awal November.
Aliran masuk dana ke ETF Bitcoin dan Ethereum ini menandai pemulihan yang kuat setelah ETF mengalami awal yang goyah pada 2025, dengan ETF Bitcoin mengalami penurunan US$ 320 juta (Rp 5,19 triliun).
Gubernur Bank Nasional Ceko (CNB), Aleš Michl, mempertimbangkan untuk membeli beberapa Bitcoin daripada melakukan investasi besar sekaligus pada koin digital itu.
Lonjakan harga membuat Ripple menjadi mata uang kripto dengan nilai kapitalisasi terbesar ketiga setelah Bitcoin dan Ethereum, serta menggeser posisi Tether.
Satoshi Hamada, seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Jepang, baru-baru ini mendesak pemerintah Jepang untuk mengikuti langkah Amerika Serikat (AS) dengan membeli Bitcoin sebagai cadangan devisa.