Ekspor Produk Sawit Indonesia ke Uni Eropa Naik 51,7%

Tia Dwitiani Komalasari
13 Oktober 2022, 09:58
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022).
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa.
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022).

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mencatat bahwa ekspor produk sawit Indonesia ke uni Eropa pada Agustus 2022 mencapai 506,8 ribu ton, atau naik 51,7% dari bulan sebelumnya yang mencapai 334 ribu ton. Uni Eropa merupakan pembeli produk sawit Indonesia yang mengalami peningkatan ketiga terbesar setelah India dan Cina.

Ketua GAPKI, Joko Supriyono, mengatakan bahwa perang Rusia dan Ukraina menyebabkan suplai minyak nabati khususnya minyak biji bunga matahari menjadi terganggu. Hal itu berdampak tidak langsung pada permintaan minyak kelapa sawit Indonesia.

Dia mengatakan, sebagian manufaktur Uni Eropa kembali menggunakan minyak kelapa sawit saat kesulitan mendapatkan pasokan minyak bunga biji matahari.

"Tadinya dia hindari palm oil, tapi saat kesulitan suplai, dia gunakan palm oil," ujarnya dalam konferensi pers penyelenggaraan Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) secara virtual, Rabu (12/10). IPOC ke-18 pada tahun ini kembali digelar secara luring di Westin Hotel, Nusa Dua, Bali pada 2-4 November.

Selain manufaktur, Joko mengatakan, minyak kelapa sawit juga mulai dijual kembali di ritel. "Contohnya beberapa bulan lalu ada berita jika supermarket di Inggris yang tadinya tidak gunakan palm oil, sekarang mulai jual lagi," ujarnya.

Momentum ekspor sawit

Menurut Joko, minimnya pasokan minyak nabati lain seharusnya menjadi momentum bagi Indonesia untuk mengekspor minyak sawit ke pasar global. Namun demikian, dinamika penjualan produk sawit Indonesia sempat terkendala kebijakan larangan ekspor yang dterapkan pada 28 April hingga 23 Mei 2022.

"Makanya kami berikan masukan pemerintah, saat pasar butuh palm oil, kita harusnya justru berikan kemudahan ekspor. Tapi pemerintah kita terlalu reaktif melihat kondisi domestik," ujarnya.

Berdasarkan catatan GAPKI, ekspor seluruh produk sawit Indonesia pada Agustus 2022 mencapai 4,33 juta ton. Jumlah tersebut naik 1,63 juta ton dari Juli 2022 yang mencapai 2,7 juta ton.

Kenaikan ekspor tertinggi adalah jenis olahan CPO dari 1,92 juta ton pada Juli 2022 menjadi 2,97 juta ton pada Agustus 2022.

Pada Agustus 2022, nilai ekspor produk sawit mencapai US$ 4,8 miliar, naik US$ 900 juta dibandingkan nilai ekspor produk sawit Juli 2022 sebesar US$ 3,8 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...