IHSG Pekan Ini Diprediksi Naik Ditopang Rilis Kinerja Keuangan Emiten
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan lalu terkoreksi tipis sebesar 0,02% dengan ditutup pada level 6.499,8 dari level 6.501,3 pada penutupan pekan sebelumnya. Namun, pekan ini laju IHSG diperkirakan bergerak positif. Sentimen penggeraknya adalah rilis laporan keuangan sejumlah emiten.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto memprediksi sepekan ini IHSG bergerak di level 6.470 hingga 6.550. IHSG masih terimbas efek data deflasi perekonomian nasional yang rilis pada Jumat (1/3) kemarin. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi bulanan 0,08% pada Februari 2019 karena penurunan harga berbagai bahan makanan. "Sementara rilis laporan keuangan akan menjadi sentimen positif tambahan bagi saham terkait," kata Hartanto, Minggu (3/3) kepada Katadata.co.id.
Analis Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya juga memprediksi IHSG melaju positif pekan ini. IHSG akan bergerak di level antara 6.418 dan 6.585. Menurutnya, meski IHSG akan melalui pekan pendek karena Kamis (7/3) merupakan tanggal merah, tetap memiliki peluang fase konsolidasi sebelum kembali melanjutkan kenaikan.
(Baca: Ditopang Sektor Komoditas, Laba Bersih 2018 Astra Tembus Rp 21 Triliun)
Ada pun dalam jangka panjang, IHSG masih terlihat berada dalam tren menguat. "Namun, jika terjadi koreksi wajar, hal itu dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian untuk target investasi jangka panjang," kata William berdasarkan risetnya.
Terkoreksinya IHSG pekan lalu, William Hartanto mengatakan, karena secara teknikal gagal menembus level 6.520. Sehingga, menurutnya pelaku pasar memutuskan untuk melakukan aksi ambil untung alias profit taking. Laju negatif IHSG tersebut juga merupakan efek dari pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. "Awalnya, diduga akan membawa ketegangan kembali, namun ternyata tidak," kata William.
Pekan ini, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji memberikan beberapa saham rekomendasi. Seperti PT Adhi Karya Tbk. (ADHI) dengan target harga secara bertahap di level Rp 1.550, 1.775, dan 2.000. Sementara level support di level Rp 1.455. Lalu, saham PT Astra International Tbk. (ASII) dengan target harga secara bertahap di level Rp 7.575, 7.975, 8.900, dan Rp 9.850. Lalu, level support di Rp 7.025.
Sepekan lalu, rata-rata volume transaksi harian di bursa masih meningkat sebesar 3,12 % dari 14,22 miliar unit saham pada pekan sebelumnya menjadi 14,66 miliar. Tidak hanya itu, rata-rata nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga meningkat 1,45 % menjadi Rp 9,77 triliun dari Rp9,63 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.
(Baca: Harga Pangan Turun, Survei BI: Februari Terjadi Deflasi 0,07%)
Selain itu, nilai kapitalisasi pasar juga terkoreksi 0,02 % menjadi Rp 7.391,21 triliun dari Rp 7.392,35 triliun pada penutupan pekan sebelumnya. Data rata-rata frekuensi transaksi harian menurun 0,72 % menjadi 441,27 ribu kali transaksi dari 444,47 ribu kali transaksi dari pekan lalu.
Selama sepekan ke belakang, investor asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp 929 miliar. Namun, sejak awal tahun sampai dengan awal Maret 2019 ini, investor asing mencatatkan beli bersih Rp9,9 triliun.
Ada pun pada pekan lalu, PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) menjadi saham yang paling cuan menjadi Top Gainers dengan harga yang naik 15,13 % menjadi Rp 525 per lembar, diikuti oleh PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang naik 12,17 % menjadi Rp 91.725.
Sementara itu, yang menempati saham Top Losers yaitu PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk. (CSIS) yang sahamnya terkoreksi 29,85 % menjadi Rp 94 per lembar saham. Diikuti oleh PT Sentul City (BKSL) yang terkoreksi 13,1 % menjadi Rp 126 per lembarnya.